Data Indikator Pelemahan Konsumsi, Alarm Masyarakat
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya pelemahan konsumsi masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melambat.
Pada kuartal II-2024, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,73 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 4,91 persen (yoy).
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa perlambatan ini perlu diwaspadai, terutama karena konsumsi rumah tangga merupakan penopang utama perekonomian Indonesia, berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Beberapa indikator lain juga menunjukkan tren yang sama. Pertumbuhan penjualan ritel, yang tercatat sebesar 1,6 persen pada Juni 2024, juga melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 3,8 persen.
Di sisi lain, tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka (TPT) justru menunjukkan perbaikan. Tingkat kemiskinan pada Maret 2024 turun menjadi 9,03 persen, sedangkan TPT pada Februari 2024 turun menjadi 4,82 persen.
Namun, realisasi belanja pemerintah untuk program bantuan sosial (bansos) pada semester I-2024 masih relatif rendah, di bawah 40 persen dari pagu anggaran. Beberapa program bansos yang realisasinya rendah antara lain Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Pemerintah mengklaim sedang melakukan percepatan penyaluran bansos untuk mendorong daya beli masyarakat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa penyaluran bansos akan dipercepat pada kuartal III-2024.
Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menganalisis bahwa pelemahan konsumsi ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan upah dan tekanan inflasi, terutama pada harga beras dan cabai. Ia juga menyoroti rendahnya realisasi bansos sebagai faktor yang memperlambat pemulihan daya beli masyarakat kelompok bawah.
Pelemahan konsumsi masyarakat ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah stimulus yang tepat sasaran guna mendongkrak kembali daya beli dan mendorong pertumbuhan ekonomi.