Pemerintah menyiapkan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk menekan curah hujan di wilayah Sumatera yang tengah diguncang rangkaian bencana banjir dan longsor.
Banjir dan longsor melumpuhkan Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Banyak warga menjadi korban imbas bencana ini. Namun, jumlahnya masih dalam pendataan.
"Oleh karena itu, kita juga melakukan operasi modifikasi cuaca. Sudah mulai bisa diterbangkan untuk mengurangi curah hujan di daratan, sehingga nanti curah hujan kita bawa ke lautan. Ini juga dilakukan upaya-upaya semacam ini," kata Menko PMK Pratikno saat melepas pengiriman bantuan ke Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (28/11).
Pratikno menjelaskan, cuaca ekstrem di Sumatera dipicu siklon tropis Senyar yang sebelumnya bergerak dengan kecepatan angin mencapai 80 kilometer per jam.
Berdasarkan laporan BMKG, intensitas siklon tersebut kini mulai melemah sehingga memungkinkan pemerintah mengerahkan pesawat untuk operasi modifikasi cuaca.
“Ini adalah siklon tropis Senyar yang memang sangat dahsyat, tetapi menurut BMKG sudah mulai menurun. Karena itu kami juga melakukan operasi modifikasi cuaca,” ujar Pratikno.
OMC diupayakan untuk mengalihkan hujan ke arah laut agar tidak memperburuk kondisi daratan yang masih terendam dan labil. Di sisi lain, pemerintah memantau perkembangan siklon tropis Koto yang terbentuk dari bibit siklon 92W dan terdeteksi di utara Indonesia.
“Kami tetap waspada karena ada siklon Koto, walaupun posisinya di utara. Kami harapkan dia tidak masuk ke wilayah daratan Indonesia,” ucapnya.
Presiden Prabowo Subianto telah mengerahkan empat pesawat TNI AU untuk mengangkut bantuan menuju Sumatera.
Bantuan diturunkan di wilayah yang masih dapat dijangkau, dekat pusat terdampak. Paket bantuan meliputi pangan, obat-obatan, alat evakuasi, hingga perangkat komunikasi.