Mengenal Siklon Senyar, Penyebab Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut dan Sumbar

katadata.co.id • 13 jam yang lalu
Cover Berita

Pemerintah Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) telah menetapkan status darurat bencana. Status darurat bencana ditetapkan setelah terjadinya banjir dan longsor besar di tiga provinsi tersebut.

Selain kondisi lingkungan, penyebab cuaca ekstrem disebabkan Siklon Tropis Senyar. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kawasan di sekitar Selat Malaka mengalami cuaca ekstrem, setelah bibit siklon 95B berkembang menjadi Siklon Tropis Senyar. Siklon ini tercatat telah melemah selama beberapa hari terakhir.

Melansir laman resmi BMKG, sistem siklon ini bergerak mendekati daratan Aceh dengan kecepatan sekitar 10 km/jam dan berpotensi memicu cuaca ekstrem di Aceh dan Sumatra Utara (Sumut).

Apa itu Siklon Senyar?

Siklon Senyar terbentuk di perairan hangat Selat Malaka dan sempat memiliki angin maksimum hingga 80 km/jam dengan tekanan udara minimum 998 hPa. Pusat siklon terpantau di sekitar 5.0° LU dan 98.0° BT, bergerak perlahan menuju daratan Aceh dengan kecepatan 10 km/jam.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan peningkatan suplai uap air di perairan hangat Selat Malaka mendorong pertumbuhan awan konvektif di wilayah utara Sumatra. Fenomena ini yang menandai terbentuknya siklon.

Siklon Senyar memicu hujan sangat lebat hingga ekstrem di Aceh dan Sumut, sementara Riau dan Sumbar berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Meski intensitas diprediksi melemah, BMKG menegaskan potensi cuaca ekstrem tetap tinggi pada minggu ini.

BMKG juga memperingatkan:

Siklon ini sebelumnya telah memengaruhi cuaca sejak fase bibit 95B, saat alias fase pembentukannya, dan terus dipantau TCWC Jakarta. BMKG menyebut kondisi hujan ekstrem diperkuat oleh Gelombang Rossby Ekuator, yang aktif bersamaan dengan pembentukan siklon.

Siklon ini juga memicu angin kencang dan gelombang tinggi. Gelombang 2,5 – 4 meter terpantau di Samudra Hindia barat Aceh hingga Kepulauan Nias, sementara gelombang sedang terjadi di Selat Malaka bagian tengah.

Selain Senyar, Siklon Tropis Koto yang berada di Laut Filipina juga memberi dampak tidak langsung pada cuaca Indonesia. Siklon ini meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat serta memicu gelombang tinggi hingga 4 meter di perairan utara Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara.

BMKG juga mencatat sejumlah fenomena atmosfer lain yang aktif dan memperkuat potensi hujan:

Kombinasi fenomena ini membuat wilayah Indonesia, terutama bagian barat dan tengah, lebih rentan terhadap hujan lebat sepekan ke depan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.