Jakarta: Ratu Belanda Máxima Zorreguieta, dalam kapasitasnya sebagai Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kesehatan Finansial (UNSGSA), mengunjungi UMKM perempuan binaan Amartha di Kampung Batik Laweyan, Solo.
Dalam kunjungan ini, Ratu Máxima melihat bagaimana pembiayaan dan pendampingan Amartha membantu pelaku usaha perempuan akar rumput memperluas usaha serta menjaga keberlanjutan ekonomi keluarga.
Selama berdialog dengan para pengusaha batik dan produsen minuman jamu, Ratu Máxima menilai model pembiayaan produktif Amartha memberikan dampak nyata bagi inklusi keuangan. Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp35 triliun modal usaha kepada 3,3 juta UMKM perempuan di berbagai desa di Indonesia, sebuah kontribusi signifikan bagi pemberdayaan ekonomi perempuan dan penguatan kesejahteraan komunitas.
“Indonesia telah mencatat capaian luar biasa dalam kepemilikan rekening bank. Namun, inklusi keuangan tidak berhenti di sana. Masyarakat membutuhkan pendampingan agar layanan keuangan dapat membantu mereka mewujudkan impian dan meningkatkan perlindungan finansial. Temuan dari kunjungan ini akan kami diskusikan bersama otoritas terkait dan perusahaan fintech seperti Amartha untuk merancang solusi keuangan yang lebih relevan bagi masyarakat Indonesia," kata Ratu Belanda, Máxima Zorreguieta, dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 November 2025.
Saat mendampingi Ratu Máxima mengunjungi mitra usaha, Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, kunjungan Ratu Máxima ke Kampung Batik Laweyan menjadi momentum penting bagi pemberdayaan UMKM perempuan di Indonesia.
"Kami percaya, ketika perempuan mendapatkan akses modal, pendampingan, dan kemudahan teknologi, mereka mampu mengembangkan usaha sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa,” ucapnya.
Selama kunjungan, Ratu Máxima juga mempelajari proses membatik menggunakan canting bersama Ibu Eny Zaqiyah, pemilik usaha Batik Enza Batik sekaligus mitra Amartha. Ratu Máxima membuat motif ‘Wahyu Tumurun’ yang sarat makna, melambangkan permohonan kepada Sang Pencipta demi kehidupan yang penuh berkah, rahmat dan anugerah.
Saat proses membatik, Ratu Máxima berbincang dengan Ibu Eny mengenai akses permodalan dari Amartha dan dampaknya terhadap usaha yang dirintis sejak 2017. Sejak bergabung dengan Amartha, ia memanfaatkan modal awal sebesar Rp5 juta untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kini rutin mengikuti pameran di berbagai kota. Kehadiran Ratu Máxima menjadi pengalaman berkesan baginya.
“Saya merasa sangat senang dan bangga dikunjungi Ratu Máxima. Beliau sangat mengapresiasi budaya lokal, terutama batik yang merupakan warisan budaya Indonesia. Ia juga berpesan agar terus memajukan usaha dengan memanfaatkan fasilitas keuangan yang ada,” ungkap Ibu Eny.
Ratu Máxima juga bertemu dengan mitra Amartha lainnya, Ibu Yuanita Komalasari (Puci), pemilik usaha minuman herbal jamu yang memanfaatkan pembiayaan Amartha untuk menambah peralatan dan memperluas kapasitas produksi. Kini usahanya berkembang hingga bisa mempekerjakan masyarakat sekitar.
“Alhamdulillah, tak pernah terbayangkan saya berkesempatan bincang-bincang dengan Ratu Máxima. Terima kasih kepada Amartha dan Pemerintah Kota Solo atas kesempatan yang diberikan, saya merasa lebih percaya diri menjual produk yang telah diapresiasi oleh pihak lokal dan internasional,” ujar Ibu Puci.
“Melalui kunjungan Ratu Máxima ke mitra UMKM binaan Amartha, kami berharap dukungan global terhadap UMKM Indonesia semakin menguat, sehingga semakin banyak perempuan yang berdaya, mampu berkembang, mandiri, dan berkontribusi pada kemajuan ekonomi bangsa,” tutur Andi Taufan.