jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) dinobatkan sebagai Tim Provinsi Pembina Terbaik Kedua atas keberhasilannya membina kabupaten/kota sehat (KKS), sehingga diberi pengharhaan Swasti Saba 2025 oleh Kementerian Kesehatan.
Penghargaan tersebut diterima oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko dalam acara penganugerahan Swasti Saba dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB) Award 2025 yang digelar di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Jumat, 28 November 2025. Ia hadir mewakili Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
Sujarwanto menyatakan, pembangunan kabupaten/kota di wilayahnya memang diarahkan agar tata ruangnya sehat, fasilitas infrastruktur sehat, sistem sanitasinya sehat, dan gaya hidup masyarakatnya juga sehat.
“Untuk itu, Pemprov Jateng terus mendorong agar KKS menjadi program prioritas setiap daerah,” katanya usai menerima penghargaan.
Sebab, lanjut dia, peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak hanya dari sisi ekonomi saja, tetapi juga pendidikan dan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar menambahkan, penghargaan yang diperoleh itu tak lepas dari peran 26 pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya yang juga mendapatkan penghargaan Swasti Saba.
Dari 26 kabupeten/kota itu, penghargaab Swasti Saba Wiwerda untuk Kota Semarang dan Kabupaten Boyolali, sedangkan 24 kabupaten/kota yang mendapatkan Swasti Saba Padapa.
"Ini luar biasa, karena ada 9 tatanan yang harus dikelola dengan baik. Mulai dari kabupatennya sehat, transportasinya, pariwisatanya, pasarnya, kemudian juga pendidikan. Saya berterima kasih kepada 26 kabupaten/kota di Jawa Tengah,” kata dia.
Ia mengakui masih ada 9 kabupaten/kota dari total 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang belum mendapatkan Swasti Saba.
Untuk itu, Pemprov Jateng akan terus mendorong setiap kabupaten/kota untuk berimprovisasi. Sebagaimana arahan Gubernur Ahmad Luthfi yang mendorong adanya pemerintahan kolaboratif (collaborative government) dalam setiap pembangunan.
"Intinya teman-teman harus kolaborasi. Ini tidak bisa dinas kesehatan saja, semua institusi harus bergerak bersama. Semua harus didorong untuk terlibat aktif menjadi kabupaten/kota sehat," jelasnya. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi