Jadi Speaker di Wisuda USNI, Cinta Laura: Work Life Balance Tak Selalu 50:50

medcom.id • 10 jam yang lalu
Cover Berita
Jakarta: Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) menggelar Wisuda ke-29, sebuah momentum bersejarah bagi 301 lulusan, terdiri dari 285 Sarjana dan 16 Magister, yang resmi menuntaskan perjalanan akademik mereka. Tahun ini USNI mengangkat tema “Menjadi Versi Terbaik Diri, Bermakna dan Berkarya untuk Dunia,” sebuah tema yang mengisi seluruh rangkaian acara.
 
Dalam sambutannya, Rektor USNI, Dr. Sihar P.H. Sitorus, B.S.B.A., MBA., menegaskan tema wisuda tahun ini memiliki relevansi yang kuat dengan kebutuhan zaman. Ia menyebut bahwa tema tersebut bukan sekadar rangkaian kata bermuatan motivasi.
 
“Tema wisuda ini bukan hanya slogan, tetapi ajakan moral. Bermakna berarti memberi manfaat bagi banyak pihak, dan berkarya adalah cara mengubah ilmu menjadi solusi, inovasi, dan kontribusi nyata,” jelasnya dalam siaran persnya, Minggu, 30 November 2025.

Rektor menambahkan bahwa dunia kerja menuntut kompetensi lebih dari sekadar kelengkapan administratif. “Dunia kerja kini menuntut lebih dari sekadar ijazah. Ia menuntut kompetensi, integritas, dan semangat belajar sepanjang hayat,” tegasnya.
 
Ia juga menjelaskan, USNI terus memperkuat kurikulum berbasis Outcome-Based Education, mengembangkan program Kampus Berdampak, serta memperluas kolaborasi dengan dunia industri agar lulusan semakin relevan dan siap berkompetisi secara global tanpa melupakan nilai-nilai kebangsaan.
 
Selaras dengan pandangan tersebut, Ketua Tim Kerja Anti Dosa Pendidikan dan Integritas Akademik (ADIA) LLDikti Wilayah III, Taufan Setyo Pranggono, S.Kom., M.Si., yang hadir mewakili Kepala LLDIKTI Wilayah III, mengatakan,  tema wisuda yang diangkat USNI mencerminkan semangat yang dibutuhkan generasi muda dalam menghadapi tantangan global.
 
“Tema ini bukan sekadar motivasi, melainkan sebuah panggilan tugas. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, USNI mengajak lulusannya untuk tidak sekadar hadir, tetapi memberikan makna,” ungkapnya.
 
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa tantangan dunia kerja semakin menuntut lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga adaptif dan terus mengembangkan diri. Ia juga menekankan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat sebagai kompetensi dasar lulusan perguruan tinggi masa kini.
 
“Menjadi versi terbaik diri adalah proses, bukan hasil akhir. Ijazah yang Saudara genggam hari ini adalah validasi kompetensi akademik. Namun, ujian kehidupan yang sesungguhnya baru dimulai. Dunia terus bergerak dengan kecepatan eksponensial, dan Saudara harus siap belajar, beradaptasi, dan bertumbuh,” tambahnya.
 
Prosesi kemudian berlanjut dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah Wisudawan Terbaik dari tiap program studi. Selain penghargaan akademik, USNI turut menyerahkan beasiswa kepada lulusan berprestasi sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan pendidikan lanjutan dan pembentukan calon pemimpin di masa depan. Kehadiran Cinta Laura Salah satu momen paling menarik perhatian adalah kehadirannya Cinta Laura Kiehl sebagai commencement speaker. Aktris dan aktivis sosial tersebut untuk pertama kalinya didapuk sebagai pembicara utama wisuda sebuah perguruan tinggi, menjadikan momentum ini istimewa bagi USNI.
 
Dalam pidatonya, Cinta menyampaikan pesan kuat tentang keberanian menghadapi ketidakpastian hidup. “Kita sering takut pada hal-hal yang belum terjadi dan ragu mengambil keputusan. Padahal hidup selalu memberi dua pilihan: tenggelam atau berenang. Apa pun yang terjadi dan ke mana pun arus membawa, pilihlah untuk terus berenang karena dengan itu, kita pasti akan terus berprogres,” ujar Cinta.
 
Cinta juga menambahkan pandangannya mengenai dunia pasca-kelulusan. Ia mengajak para wisudawan untuk berani melangkah dan tidak takut memasuki fase baru yang penuh dinamika. “Selagi muda, ambillah lebih banyak risiko entah memulai usaha atau bekerja di perusahaan, semuanya baik. Kita tidak bisa menjadi pemimpin yang baik tanpa pernah merasakan dipimpin. Karena itu, nikmatilah proses belajar dari pengalaman dan bimbingan orang lain,” katanya.
 
Ia juga mengingatkan bahwa kenyamanan tidak selalu hadir di awal karier. Ia menuturkan bahwa fase awal perjalanan profesional sering kali menuntut keberanian untuk menerima tekanan dan proses yang tidak mudah. “Work-life balance tidak selalu 50:50, terutama saat masih muda. Kadang kita perlu berkorban untuk mencapai tujuan. Proses itulah yang membuat kita lebih adaptif, kreatif, dan mampu menemukan solusi dalam tantangan hidup,” tuturnya.
 
Di akhir prosesi, Rektor USNI kembali menegaskan pentingnya menjaga nama almamater dalam perjalanan profesional para lulusan. Ia juga mendorong para lulusan agar tetap terhubung melalui ILUSNI sebagai bagian dari jejaring alumni yang akan terus memperkuat posisi USNI di masa depan.
 
Rangkaian Wisuda ke-29 USNI ditutup dengan suasana penuh haru dan kebanggaan. Bagi ratusan lulusan yang meninggalkan auditorium dengan toga, hari ini menandai berakhirnya satu fase dan dimulainya perjalanan baru yang menuntut keberanian, ketekunan, dan komitmen untuk terus menjadi versi terbaik diri dalam membangun masa depan bangsa.
  Baca juga:  Viral Tumbler Hilang, Usahid: Anita Bukan Mahasiswa Aktif dan Sudah DO
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.