Di tengah ketatnya kompetisi Campus League Futsal Region Jakarta, ada satu nama yang mencuri pusat perhatian. Ia adalah Syaiful, pemain Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Dia jatuh-bangun di lapangan dengan kondisi fisiknya yang terbatas.
Syaiful menderita kondisi tortikolis, sebuah gangguan otot leher yang menyebabkan kepala miring secara tidak normal ke satu sisi. Namun, kualitas Syaiful tak kalah dengan pemain lainnya. Bahkan, dia adalah salah satu senjata andalan UIN Bandung di Campus League.
Pelatih UIN Bandung, Deden, bercerita bahwa Syaiful tak pernah minder dan merasa kekurangan dengan kondisi fisiknya. Syaiful pun dipilih masuk skuad UIN Bandung di Campus League murni karena skill dan kecerdasannya yang di atas rata-rata pemain lain.
"Syaiful adalah pemain awal UIN Bandung. Dan saya melihat sesuatu yang berbeda darinya. Meski pun ada kekurangan, saya akui Syaiful memiliki skill dan kecerdasan di lapangan. Jadi, saya gak pernah meragukan dia," kata Deden usai laga UIN Bandung vs UKI, Minggu (30/11).
"Syaiful pun suka ngobrol dengan saya bahwa dia gak pernah minder atau gak pernah merasa apa pun. Semangatnya sangat bagus, dia bilang ke saya mau jadi pemain yang terus berkembang. Saya salut dengan mentalnya," tambahnya.
Syaiful memiliki peran penting dalam rotasi permainan UIN Bandung di atas lapangan. Ia bertugas untuk jadi pembuka momentum peluang-peluang UIN Bandung dalam membobol gawang lawan.
"Saya selalu percaya dengannya. Di lapangan dia beberapa kali mendapatkan dan membuka momen-momen [untuk cetak gol]. Saya yakin pasti dia akan menemukan momen-momen yang luar biasa. Syaiful memang berbeda, tapi dia senjata UIN Bandung," tutup Deden.
Syaiful memang menjadi bagian penting dari anak-anak UIN Bandung di Campus League Futsal Region Jakarta. Dirinya berhasil membawa UIN Bandung melaju jauh hingga babak final dan meraih tiket ke babak The Nationals.