Awal 2026 Jawa-Bali Diprediksi Hujan Ekstrem 300-500 Mm, Warga Harus Waspada

kumparan.com • 2 jam yang lalu
Cover Berita

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani meminta kepada warga Jawa, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Selatan hingga Papua Selatan untuk waspada selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Berdasarkan prakiraan, diprediksi curah hujan di daerah-daerah di atas akan tinggi berkisar 300-500 per bulannya.

"Di bulan Januari nanti itu di seluruh daerah Jawa, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Papua Selatan, ini akan mengalami curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, antara 300 sampai 500 milimeter per bulan," kata Teuku dalam rapat koordinasi di Kemendagri, Senin (1/12).

Ia menyebut, pada Desember ini, belum masuk puncak musim hujan. "Untuk prediksi cuaca bulanan di bulan Desember, ini belum masuk puncak musim hujan. Kita bisa melihat bahwa masih yang terbanyak di daerah Jawa dan juga Sumatera bagian selatan," kata Teuku.

Hujan Lebat Imbas MJO

BMKG menyinggung potensi terjadinya anomali atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) sebagai pemicu tingginya curah hujan. MJO ini biasanya datang dari sebelah barat, dan bisa bertahan kurun 30 hingga 60 hari di sekitar wilayah Indonesia.

"Ini juga (MJO) akan meningkatkan aktivitas gelombang, aktivitas hujan di Sumatera bagian selatan, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah hingga Papua. Intensitas hujannya yang diakibatkan bisa tinggi hingga sangat tinggi," kata Teuku.

Tak hanya MJO, BMKG terus memantau Siklon Koto yang saat ini masih aktif di daerah Laut China Selatan. Namun dari pergerakannya, siklon ini sudah bergerak menjauhi Indonesia.

"Nah, ini sudah tidak berdampak pada wilayah Indonesia, jadi menjelang Nataru nanti ini adanya Siklon Koto sekarang di Laut Cina Selatan mendekat ke arah Vietnam, ini tidak berpengaruh pada wilayah Indonesia," ucap dia.

Waspada Banjir Rob

BMKG meminta warga di Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara meningkatkan kewaspadaan pada 28 Desember hingga 10 Januari 2026. Curah hujan akan tinggi dan potensi banjir rob.

"Ini yang kita waspadai dari 28 Desember hingga 10 Januari ini di daerah sekitar Pulau Jawa, seluruh area Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur ini berpotensi mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi. Jadi ini bertepatan dengan Nataru," kata Teuku.

"Satu lagi ini mungkin kadang-kadang luput dari perhatian kita yaitu terkait dengan banjir rob. Banjir rob ini selalu terkait dengan peredaran bulan. Jadi ada fase perigee dan bulan purnama pada 4 Desember, selanjutnya bulan baru pada 20 Desember. Sehingga ada kemungkinan terjadinya kenaikan muka air laut yang menyebabkan banjir rob," kata Teuku.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.