JAKARTA - Bahan skincare yang berguna untuk memperlambat penuaan atau anti-aging ternyata bisa ditemukan pada limbah kentang. Tepatnya pada batang dan daun kentang.
Dikutip dari New York Post, pada Senin, 1 Desember 2025, tim peneliti dari University of Aberdeen tengah mengolah limbah pertanian kentang menjadi bahan bernilai tinggi untuk produk skincare.
Bagian kentang yang biasanya dibuang setelah panen yakni batang dan daun ternyata mengandung solanesol. Ini merupakan senyawa penting dalam pembuatan coenzyme Q10 dan vitamin K2, dua bahan populer dalam produk pelembap dan perawatan anti-aging.
Inovasi tersebut diyakini dapat membuka peluang yang besar. Mulai dari mengurangi ketergantungan pada tembakau sebagai sumber solanesol, mengurangi limbah pertanian, hingga menciptakan ekonomi baru bagi para petani.
“Sebuah proyek yang sangat penting, baik bagi Grampian Growers maupun industri kentang secara keseluruhan,” kata Project Lead di Grampian Growers, Sofia Alexiou.
Penelitian ini juga disebut dapat membuka visi baru bagi pemanfaatan limbah pertanian, terutama untuk industri kosmetik. Solanesol dari limbah kentang dinilai akan menjadi sangat berguna dalam produk-produk kosmetik dengan klaim bantu perlambat penuaan.
“Penelitian mengenai kualitas dan hasil solanesol dari tanaman kentang lokal, serta evaluasi penggunaannya di industri kosmetik dan sejenisnya, merupakan bidang yang sangat menarik dan berdampak besar,” jelas Chair in Immunology di University of Aberdeen, Heather Wilson.
Temuan ini juga disebut menunjukkan bagaimana sains bisa mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai, sekaligus mendukung komunitas pertanian di wilayah pedesaan.
Sementara itu, studi sebelumnya yang dimuat di Biological & Pharmaceutical Bulletin pada 2019, mengungkap bahwa ekstrak kulit kentang dapat merangsang sel kulit untuk memproduksi lebih banyak kolagen.
Temuan tersebut dapat mendukung temuan terkait manfaat daun dan batang kentang ini, yang mungkin memiliki efek anti-aging lebih besar daripada yang selama ini diperkirakan.
