Jakarta, VIVA – Menjelang akhir tahun, para investor semakin berhati-hati menghadapi situasi ekonomi global yang tidak stabil. Ketegangan geopolitik, data ekonomi yang naik turun, dan spekulasi mengenai arah kebijakan bank sentral membuat banyak pelaku pasar kembali menumpuk emas di portofolionya.
Dalam situasi penuh ketidakpastian seperti ini, emas kembali menjadi tujuan utama karena mampu memberikan rasa aman yang tidak ditawarkan aset berisiko.
Kenaikan harga emas yang berlangsung stabil hingga akhir November membuat para analis memperkirakan peluang reli lanjutan pada Desember. Investor disebut mengalihkan perhatian ke aset aman karena kenaikan harga emas yang konsisten mendekati akhir bulan, dan emas menjadi jangkar utama ketika pasar bergerak tidak menentu.
Emas Mencatat Rekor Baru Lalu Rebound dengan Cepat
- www.freepik.com
Melansir dari FX Leader, Senin, 1 Desember 2025, emas terus menunjukkan kekuatannya sebagai aset pelindung nilai. Pada akhir Oktober, harga emas mencetak rekor US$4.381 per ounce, setara Rp72,7 juta. Setelah itu, harga turun di bawah US$4.000 (Rp66,4 juta) karena mencairnya tensi hubungan Amerika Serikat dan China.
Namun koreksi tersebut berlangsung singkat. Investor langsung kembali membeli emas. Laporan menegaskan bahwa permintaan emas kembali meningkat.
Setiap kali harga terkoreksi, pembeli masuk dan mempertahankan tren naik. Setelah pemerintah Amerika Serikat kembali beroperasi dan The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, harga emas melonjak menuju US$4.245 (Rp70,4 juta).
Selain itu, pola titik terendah yang terus meningkat, memperkuat sinyal bahwa investor masih aktif mengakumulasi emas. "Jika harga mampu menembus level tersebut, emas berpeluang kembali menantang rekor tertinggi di kisaran US$4.381 atau setara Rp72,7 juta," demikian laporan tersebut.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Desember yang sudah mencapai sekitar delapan puluh persen, juga berpotensi memperbesar peluang reli lanjutan. Di sisi lain, inflasi September yang naik 0.3 persen tetap berperan besar dalam membentuk ekspektasi pasar terkait arah suku bunga dan harga emas.
Prediksi Harga Makin Tinggi
Bank-bank besar dunia kini mulai mengangkat target harga emas. UBS memperkirakan harga bisa mencapai US$4.200 (Rp69,7 juta) dalam satu tahun ke depan. Sementara Goldman Sachs memberikan proyeksi lebih agresif, yakni kenaikan menuju US$4.900 (Rp81,3 juta) pada akhir 2026.