JAKARTA - Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie menyoroti tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, terutama pada kalangan usia muda . Hal ini disampaikan saat pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2025 di Park Hyatt Jakarta, Senin (1/12/2025).
Anindya menyampaikan bahwa meski kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibanding periode krisis sebelumnya, namun masih terdapat tantangan serius yang harus dihadapi. Salah satunya adalah tingkat pengangguran nasional yang berada di angka 4,85% dan 17% di antaranya berasal dari kelompok usia muda.
"Kita percaya dan optimis bahwa keadaan sekarang jauh lebih baik daripada keadaan-keadaan sebelumnya. Tapi pengangguran memang masih ada di kisaran 4,85%, dan 17% itu datang dari usia muda, 16-24 tahun," kata Anindya.
Baca Juga: Setahun Pemerintahan, Prabowo: Pengangguran Terbuka 4,67%, Terendah Sejak Krisis 1998
Ia juga menyoroti rasio ICOR (incremental capital output ratio) Indonesia yang mencapai 6,3, lebih tinggi dibanding Vietnam (4,6), Thailand (4,4), maupun Malaysia. Rasio ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa efisiensi pemanfaatan investasi masih perlu ditingkatkan.
“Ini yang akan kita coba gerakkan bersama-sama dalam pembenahan regulasi untuk memastikan setiap dolar investasi bisa lebih efektif,” katanya.
Anindya menyampaikan bahwa meski kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibanding periode krisis sebelumnya, namun masih terdapat tantangan serius yang harus dihadapi. Salah satunya adalah tingkat pengangguran nasional yang berada di angka 4,85% dan 17% di antaranya berasal dari kelompok usia muda.
"Kita percaya dan optimis bahwa keadaan sekarang jauh lebih baik daripada keadaan-keadaan sebelumnya. Tapi pengangguran memang masih ada di kisaran 4,85%, dan 17% itu datang dari usia muda, 16-24 tahun," kata Anindya.
Baca Juga: Setahun Pemerintahan, Prabowo: Pengangguran Terbuka 4,67%, Terendah Sejak Krisis 1998
Ia juga menyoroti rasio ICOR (incremental capital output ratio) Indonesia yang mencapai 6,3, lebih tinggi dibanding Vietnam (4,6), Thailand (4,4), maupun Malaysia. Rasio ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa efisiensi pemanfaatan investasi masih perlu ditingkatkan.
“Ini yang akan kita coba gerakkan bersama-sama dalam pembenahan regulasi untuk memastikan setiap dolar investasi bisa lebih efektif,” katanya.