Komisi V Tanya Pemicu Banjir Bandang Sumatera, Singgung Tambang Ilegal

kumparan.com • 1 jam yang lalu
Cover Berita

Komisi V DPR menggelar rapat kerja bersama BMKG dan Basarnas pada Senin (1/12). Salah satu masalah yang disinggung, yakni bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November.

Ketua Komisi V Lasarus mempertanyakan mengapa 3 provinsi ini bisa mengalami bencana alam separah ini. Korban jiwa dan hilang mencapai ratusan orang.

Menurut politikus PDIP ini, harus ada penjelasan lengkap dan detail mengapa bisa terjadi banjir bandang dan longsor parah di tiga provinsi itu.

"Kemudian juga harus disampaikan juga, Pak Kepala Basarnas. Kadang-kadang kita harus berani juga keluar out of the box, Pak, berpikirnya, kita supaya Bapak-Bapak harus juga menyampaikan. Ini timbul bencana ini faktornya ini, gitu lho," kata Lasarus di Gedung DPR, Senayan.

"Misalnya, kerusakan lingkungan, hilangnya keseimbangan alam, dan seterusnya, harus juga berani menyampaikan," tambah dia.

Tambang Ilegal

Lasarus lantas menyinggung marak tambang ilegal. Ia menyebut, tambang ilegal juga menjadi pemicu kerusakan lingkungan.

"Kita memahami hari ini, Pak, tambang ilegal itu di mana-mana di seluruh Indonesia ini. Dengan harga emas yang begitu tinggi hari ini, ya. Ini tambang ilegal itu masif sekali, Pak, dan ini menurut saya salah satu juga faktor sehingga terjadinya kerusakan lingkungan yang masif, ya," tutur dia.

Soroti dari mana gelondongan kayu

Lasarus juga menyoroti video viral gelondongan kayu di beberapa lokasi banjir bandang. Ada kayu yang tampak rapi potongannya. Asal muasal kayu itu harus dijelaskan.

"Saya rasa ini juga harus berani diutarakan. Karena lapangan ini kan contoh kita lihat kemarin waktu kejadian ini, kita melihat tumpukan kayu begitu banyak, Pak, ya. Itu pasti alam sudah tidak bisa menopang, Pak, ketika terjadi hujan lebat yang berlebihan misalnya," kata Lasarus.

"Mungkin zaman dulu juga ketika hutannya masih bagus, pernah juga terjadi hal yang sama, tapi tidak terjadi kerusakan yang luar biasa seperti sekarang," tutur dia.

"Nah, hal-hal seperti ini harus disampaikan, Pak, supaya kita tidak seperti tadi sampaikan, kita seperti datang di ujung, kalau saya tidak salah, ‘Kita hanya datang di ujung seperti pemadam kebakaran saja’, Pak. Akhirnya Bapak kebagian capeknya. Padahal pangkal masalahnya tidak kita selesaikan. Ya, harus berani kita bicarakan dari posisi kita masing-masing. Itu yang kepada Basarnas," kata Lasarus.

Hingga Minggu (30/11) sore, jumlah korban tewas banjir-longsor di Sumatera mencapai 442 orang dan 400-an lainnya hilang.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Baca juga:

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
Berhasil disimpan.