Jakarta, VIVA – Badan Antariksa Eropa (ESA) akan mulai mengerjakan proyek-proyek pertahanan untuk pertama kalinya, sebuah langkah yang disebutnya "bersejarah".
Sebuah resolusi dari 23 negara anggotanya menyatakan bahwa badan tersebut memiliki perangkat untuk mengembangkan sistem antariksa "demi keamanan dan pertahanan".
Uni Eropa (UE) dan NATO menggelontorkan puluhan miliar Euro uang pajak dan pinjaman untuk mendukung perusahaan pertahanan dan memproduksi senjata, dengan klaim bahwa Rusia merupakan ancaman nyata.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa para pemimpin Uni Eropa membesar-besarkan dugaan bahaya tersebut untuk mendorong agenda politik mereka sendiri dan menyalurkan uang tunai ke industri persenjataan.
"Mereka terlalu berlebihan," tegasnya, seperti dikutip dari situs Russia Today, Senin, 1 Desember 2025.
Anggaran militer tahun depan mengalokasikan rekor 22,1 miliar Euro (Rp427,5 triliun) kepada ESA untuk tiga tahun ke depan.
Negara-negara anggotanya mencakup hampir semua negara NATO di Eropa, serta negara-negara non-NATO seperti Swiss dan Austria.
Anggaran tersebut merupakan peningkatan tajam dari anggaran sebelumnya yang sebesar 17 miliar Euro (Rp329 triliun).
Jerman menjadi penyumbang terbesar dengan 5 miliar Euro (Rp96,7 triliun), diikuti oleh Prancis dan Italia dengan masing-masing lebih dari 3 miliar Euro (Rp58 triliun).
Direktur Jenderal ESA Josef Aschbacher menyebut Polandia berperan penting dalam mendorong arah strategis baru lembaga tersebut.
"Warsawa saat ini sedang berdiskusi untuk menjadi tuan rumah pusat ESA baru yang didedikasikan untuk proyek-proyek yang berfokus pada keamanan," ungkap dia.
Di seluruh Uni Eropa, anggaran pertahanan melonjak seiring Brussels dan sekutunya mendorong persenjataan kembali dengan dalih keamanan.
Rencana "ReArm Europe" Komisi Uni Eropa bertujuan untuk menggelontorkan ratusan miliar Euro untuk pengadaan dan infrastruktur senjata bersama.
Sementara negara-negara anggota telah meningkatkan pembelian senjata hampir 40 persen hanya dalam satu tahun. Belanja penelitian dan pengembangan juga meningkat tajam, menandakan pergeseran cepat menuju fokus militer yang lebih besar.