EtIndonesia. Beberapa hari hujan deras berturut-turut melanda Sri Lanka, memicu banjir dan tanah longsor. Pusat Penanggulangan Bencana Nasional Sri Lanka pada Senin (29 November) menyatakan bahwa 123 orang telah dipastikan tewas dan 130 orang lainnya masih hilang. Tim penyelamat dari India juga telah tiba di Sri Lanka, membawa lebih dari 80 personel, 21 ton bantuan, serta 8 ton peralatan.
Kepala Pusat Penanggulangan Bencana Nasional Sri Lanka (Disaster Management Centre, DMC), Sampath Kotuwegoda, menyatakan bahwa operasi penyelamatan masih berlangsung. Hujan deras selama satu minggu menghancurkan banyak rumah. Sebanyak 43.995 orang telah dipindahkan ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.
Menurut Pusat Penanggulangan Bencana Sri Lanka, hujan deras kali ini telah merenggut 123 nyawa, dengan 130 orang masih hilang, dan sekitar 61.000 keluarga atau lebih dari 200.000 orang terdampak bencana.
Kerusakan yang ditimbulkan sangat parah, termasuk hancurnya infrastruktur. Sejak pagi hari tanggal 28, 35% wilayah dilaporkan mengalami pemadaman listrik. Dengan meluapnya bendungan dan sungai, pihak berwenang juga mendesak warga untuk segera mengungsi.
Menurut laporan The Hindu, dua pesawat angkut milik militer India telah mendarat di Kolombo pada dini hari tadi. Pesawat tersebut membawa 21 ton bantuan, lebih dari 80 personel Pasukan Tanggap Bencana Nasional India (NDRF), serta 8 ton peralatan penanggulangan bencana.
Pemerintah India menyatakan: “Dengan semangat bertetangga yang baik, India berdiri teguh bersama Sri Lanka untuk melewati masa sulit ini.”
Pusat Penanggulangan Bencana Sri Lanka juga menyebutkan bahwa Siklon Ditwah kini mulai bergerak menjauhi Sri Lanka, namun dalam beberapa hari ke depan diperkirakan masih akan turun hujan lebih dari 200 mm.
Siklon Ditwah mendarat pada 26 November, namun sejak 24 November sudah mulai memengaruhi Sri Lanka dan membawa hujan deras.
Sri Lanka sebelumnya pernah mengalami banjir terparah pada Juni 2003, yang menewaskan 254 orang.
Foto-foto pada 29 November 2025 menunjukkan kondisi parah akibat banjir di berbagai daerah sekitar Kolombo, termasuk Wellampitiya dan Kaduwela, di mana warga berjuang berjalan di tengah air deras dan sukarelawan membagikan roti kepada korban banjir. (Hui)
Sumber : NTDTV.com