United Nations Secretary-General’s Special Advocate for Financial Health (UNSGSA), Ratu Máxima Belanda menyoroti kesenjangan kapabilitas keuangan generasi muda, termasuk di Indonesia. Hal ini diungkapkannya dalam Women’s World Banking (WWB) Youth Financial Health Discussion di Surakarta.
Dilansir Selasa (2/12), Ratu Máxima menekankan pentingnya memastikan bahwa anak muda tidak hanya memiliki akses terhadap layanan keuangan, tetapi juga kemampuan untuk menggunakannya secara aman.
Baca Juga: Literasi Finansial, Fondasi yang Sering Terlupakan bagi Pasangan Muda
Ia menilai bahwa akses tanpa kapabilitas justru dapat meningkatkan kerentanan terhadap risiko keuangan digital dalam generasi muda.
Laporan Women’s World Banking mengidentifikasi adanya kesenjangan kepercayaan diri dan kapabilitas yang masih berlangsung di Indonesia.
Meski banyak anak muda memahami pentingnya menabung, berinvestasi, dan menghindari pinjaman berisiko tinggi, mereka sering kali belum memiliki alat, bimbingan, maupun sistem pendukung yang diperlukan untuk menerapkan pengetahuan tersebut ke dalam tindakan nyata.
Ratu Máxima menegaskan bahwa kepercayaan diri dan perlindungan finansial merupakan fondasi bagi masa depan yang stabil.
Ia berkomitmen menyampaikan suara anak muda kepada berbagai pemangku kepentingan yang ia temui selama kunjungan, dengan tujuan mendorong kolaborasi yang lebih kuat dalam mendukung kesehatan finansial generasi muda.
Adapun Women’s World Banking menilai generasi muda berada pada fase penting dalam mempercepat pemberdayaan finansial mereka di Indonesia. Menurutnya, tanpa intervensi yang tepat untuk memperkuat kapabilitas dan kepercayaan diri, anak muda berisiko tertinggal dalam membangun fondasi keuangan yang kokoh.
Baca Juga: Reputasi Finansial: Ujung Tombak Kesuksesan Entrepreneur di Era Digital
Women’s World Banking meyakini bahwa dengan langkah-langkah yang terarah, pemerintahdapat mempersiapkan generasi berikutnya untuk membuat keputusan finansial yang lebih aman, bijaksana, dan berkelanjutan.