Pantau - Iran tengah mengembangkan proyek energi nuklir besar-besaran di lima wilayah pesisir dengan target menghasilkan 20.000 megawatt listrik nuklir pada tahun 2041.
Wakil Presiden Iran yang juga Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Mohammad Eslami, mengungkapkan hal tersebut pada hari Selasa dalam pernyataan resminya.
Menurut Eslami, setelah kemenangan Revolusi Islam, sempat direncanakan produksi listrik nuklir sebesar 23.000 megawatt, namun rencana itu tidak pernah terwujud.
"Pada tahun 2022, sebuah rencana strategis komprehensif untuk industri nuklir disampaikan, dan perencanaan pun dimulai untuk mencapai produksi energi nuklir sebesar 20.000 megawatt pada tahun 2041 di lima lokasi pesisir, rencana ini saat ini sedang dilaksanakan," ungkapnya.
Pembangunan Berlangsung di Berbagai WilayahSalah satu proyek yang tengah berjalan adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di pesisir provinsi Golestan, wilayah utara Iran yang berbatasan langsung dengan Laut Kaspia.
Selain itu, stasiun tenaga nuklir Bushehr yang dibangun dengan bantuan Rusia juga termasuk dalam proyek pengembangan ini.
Unit pertama pembangkit Bushehr telah tersambung ke jaringan listrik nasional Iran sejak September 2011.
Saat ini, pembangunan fase kedua sedang berlangsung dan akan mencakup dua unit pembangkit tambahan.
Kerja Sama Strategis Iran dan RusiaPada akhir September, Iran dan Rusia menandatangani perjanjian senilai 25 miliar dolar AS untuk membangun empat unit pembangkit listrik baru di provinsi Hormozgan, Iran selatan.
Proyek ini akan menjadi bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Hormoz yang baru.
Kedua negara juga menyepakati nota kesepahaman kerja sama untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir skala kecil di wilayah Iran.
