Tim gabungan Polri melaksanakan kegiatan pemulihan psikologis (trauma healing) di Posko Bencana Nagari Pasie Laweh dan Korong Tanah Taban, Kabupaten Solok, pada Rabu (10/12). Kegiatan ini bertujuan memberikan dukungan mental bagi penyintas bencana dan menjaga ketahanan psikologis personel tanggap darurat.
Tim yang berjumlah 12 personel ini terdiri dari Tim Trauma Healing Mabes Polri, Tim Polwan Mabes Polri, dan Bagpsi Ro SDM Polda Sumbar.
Terapi Seni untuk Anak, Konseling untuk Dewasa
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, tim Polri menyasar dua kelompok utama, yaitu penyintas anak dan dewasa.
Sebanyak 50 anak mendapatkan pendampingan psikologis melalui art therapy (terapi seni) dan play therapy (terapi bermain) agar mereka kembali ceria. Tim juga membagikan 50 paket sarana kontak berupa alat tulis dan permainan.
Selain itu, sebanyak 80 orang penyintas dewasa mengikuti sesi konseling dan dukungan psikososial yang terbukti membantu meredakan stres pascabencana.
Tidak hanya fokus pada warga, tim psikologi Polri juga memberikan intervensi khusus kepada 28 personel Brimob Resimen 3 Cikeas yang bertugas di lokasi. Mereka menerima sesi NLP (Neuro Linguistic Programming) yang bertujuan meningkatkan relaksasi, fokus, dan kesiapan mental selama menjalankan tugas tanggap darurat.
Selain itu, tim melakukan pendataan melalui kuesioner digital sebagai dasar pemetaan kondisi psikologis petugas di lapangan.
Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri menegaskan bahwa dukungan psikologis adalah bagian integral dari operasi kemanusiaan Polri.
“Pemulihan psikologis merupakan bagian penting dari operasi kemanusiaan. Polri hadir bukan hanya untuk penanganan fisik, tetapi juga memastikan kondisi mental penyintas dan petugas tetap terjaga,” ujar Kabagpenum.
Ia menambahkan, hasil asesmen ini akan menjadi landasan penting dalam menyusun program dukungan lanjutan, memastikan anggota di lapangan tetap siap dan kuat dalam menjalankan tugas. (P-5)




