Populer: Sri Mulyani Ngajar di Inggris; Perbanas Beri Relaksasi Debitur Bencana

kumparan.com
2 hari lalu
Cover Berita

Kabar mengenai Sri Mulyani Indrawati, mantan Menteri Keuangan Indonesia, yang akan mengemban posisi World Leaders Fellowship di Blavatnik School of Government, Universitas Oxford, mulai tahun 2026 menjadi salah satu berita populer, Rabu (10/12).

Program Fellowship ini dirancang bagi para pemimpin global yang sedang beralih dari peran memimpin negara mereka menuju tahap selanjutnya dalam perjalanan kepemimpinan publik.

Sri Mulyani akan memegang posisi tersebut selama satu tahun dan berharap dapat berkontribusi secara bijak serta berbagi pengalamannya dengan para pemimpin global saat ini dan masa depan melalui bimbingan (mentoring) mahasiswa dan alumni.

"Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk bergabung dengan Blavatnik School of Government sebagai World Leaders Fellow di Universitas Oxford sebuah institusi yang menyatukan beragam perspektif untuk merefleksikan kebijakan publik dan tantangan tata kelola yang dihadapi di seluruh dunia," kata dia mengutip website resmi Blavatnik School of Government, bsg.ox.ac.uk, Rabu (10/12).

Pendiri Blavatnik School, Ngaire Woods, menyatakan bahwa mahasiswa yang berasal dari lebih dari 60 negara akan senang memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman berharga Sri Mulyani dalam membuat kebijakan ekonomi global.

Perbanas Bakal Hapus Tagih dan Buku Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) membuka opsi hapus tagih maupun hapus buku bagi debitur yang terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Ketua Umum Perbanas, Hery Gunardi, mengatakan bank-bank anggota, terutama Himbara di wilayah Sumatera, saat ini masih menghimpun data debitur yang benar-benar terdampak langsung bencana.

"Semua tidak hanya KUR, tapi juga kita lihat kan ada kredit yang lain, kredit konsumtif juga ada, KPR," ujar Hery dalam konferensi pers CEO Forum Economic Outlook 2026 di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (10/12).

Hery menjelaskan pengumpulan data dilakukan secara detail untuk memastikan kondisi baik usaha maupun aset nasabah di lapangan.

"Jadi artinya usahanya benar-benar tidak bisa jalan lagi, kena banjir, tokonya hilang, atau usahanya hanyut dibawa air, tentunya perbankan punya cara untuk tidak memberatkan debiturnya," kata Hery.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Samsung Rilis Charger 60W, Sinyal Kuat Buat Galaxy S26 Ultra
• 13 jam lalumedcom.id
thumb
Tim Gabungan Gagalkan Rencana Tawuran di Koto Tangah Padang
• 3 jam lalutvrinews.com
thumb
Prabowo Targetkan Listrik di Lokasi Banjir Sumatera Pulih 100 Persen Secepatnya
• 1 jam laluidxchannel.com
thumb
Jembatan Bailey Bireuen Hampir Rampung, Target Selesai 17 Desember
• 2 jam lalugenpi.co
thumb
Disalurkan Jelang Natal, Warga Penyandang Disabilitas Bilang BLT Jadi Berkat
• 18 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.