EtIndonesia. Era baru keamanan global resmi dimulai ketika Gedung Putih merilis Strategi Keamanan Nasional (NSS) terbaru pada 4 Desember 2025. Dokumen itu menyatakan dengan tegas bahwa Amerika Serikat tidak lagi akan bertindak sebagai “pemadam kebakaran dunia”, dan akan mengutamakan:
- stabilitas di Hemisfer Barat,
- keamanan Indo-Pasifik,
- serta pemulihan industri domestik.
Eropa kini ditempatkan hanya pada prioritas ketiga, sebuah sinyal keras bahwa Washington tidak lagi bersedia menanggung beban biaya pertahanan benua itu.
Beban Keamanan NATO Selama Ini Ditanggung AS
Saat ini, belanja militer Amerika setara dengan seluruh negara NATO lainnya jika digabungkan. AS menyediakan:
- payung nuklir,
- pangkalan militer,
- intelijen strategis,
- logistik global,
- teknologi pertahanan udara,
- bahkan jet tempur Eropa membawa bom nuklir B61 milik AS.
Total 80.000 pasukan AS masih ditempatkan di Eropa.
Bagi Washington, ini bukan lagi bentuk dukungan sekutu — tetapi beban finansial raksasa.
Trump Sudah Lama Memberi Peringatan
Sejak masa jabatan pertamanya, Presiden Donald Trump sudah menegaskan: “Jika Eropa tidak meningkatkan anggaran militer, Amerika tidak menjamin akan terus melindungi kalian. AS bahkan bisa keluar dari NATO.”
Trump meminta negara anggota NATO mengalokasikan 5% PDB untuk pertahanan — bukan lagi standar 2%.
Namun hingga Desember 2025:
- dari 32 negara NATO, tak satu pun mencapai 5%,
- hanya 23 negara yang mencapai 2%,
- hanya Polandia yang mencapai lebih dari 4%.
Logikanya jelas: “Jika kalian tidak mau membayar keamanan sendiri, mengapa kami harus melakukannya?”
Kini, pandangan itu bukan lagi retorika politik, tetapi kebijakan resmi negara.
Bisakah Eropa Menggantikan AS pada 2027? Pejabat: “Hampir Mustahil.”
Dalam pertemuan tertutup di Washington pada awal Desember 2025, para pejabat Pentagon memberi pesan jelas kepada delegasi Eropa: mulai 2027, Eropa harus mengambil alih sebagian besar tanggung jawab pertahanan NATO.
Namun para pejabat Uni Eropa mengakui secara terus terang:
- industri pertahanan mereka belum siap,
- antrean produksi amunisi dan sistem senjata memakan waktu bertahun-tahun,
- sistem intelijen AS tidak mungkin digantikan dalam waktu dekat,
- dibutuhkan lebih dari satu dekade untuk membangun struktur komando dan logistik setara Amerika.
UE saat ini mendorong agenda otonomi pertahanan 2030, tetapi sumber internal mengatakan: “Bahkan 2030 pun sulit tercapai.”
Dengan AS tidak lagi menjadi tiang utama keamanan Eropa, benua itu harus dewasa secara strategis, mau tidak mau.
Pertempuran Red Army City (Pokrovsk / Krasnohorivka): Situasi Jauh Lebih Rumit dari Klaim Mundurnya Ukraina
Dalam beberapa hari terakhir, rumor tersebar bahwa Ukraina melakukan “penarikan taktis” di area Red Army City, zona strategis yang sejak 2024 menjadi pusat pertempuran paling sengit di Donetsk.
Namun bukti lapangan menunjukkan situasinya jauh lebih kompleks.
Konteks Strategis Kota
Red Army City adalah:
- simpul logistik utama Donetsk,
- titik koneksi jalur kereta dan darat,
- lokasi yang memengaruhi seluruh aliran suplai ke garis depan.
Laporan 8 Desember — “Penarikan Taktis” yang Disalahartikan
Menurut Bild (8 Desember):
- Brigade ke-7 Ukraina mundur dari Lisivka dan Sukha Yar,
- Rusia langsung mengklaim “kemenangan”,
- namun kedua area tersebut bukan inti kota, melainkan zona luar.
Ukraina justru melakukan reorganisasi taktis untuk:
- memadatkan garis pertahanan,
- memperkuat pasokan menuju Myrnohrad,
- menempati posisi yang lebih tinggi dan mudah dipertahankan.
Pertempuran Kota Masih Berlangsung
Video dari bunker Brigade 82 (dirilis 7–9 Desember) memperlihatkan:
- baku tembak intens,
- garis depan bergeser beberapa kali dalam sehari,
- tidak ada bukti bahwa kota jatuh sepenuhnya.
Analis independen seperti Vinbo7852 menyimpulkan:
- per 7 Desember, Ukraina masih menguasai lebih dari 50% kota,
- Rusia hanya menduduki sudut tenggara,
- korban Rusia dalam 13 bulan terakhir mencapai 150.000,
- akumulasi korban Rusia di Donetsk sejak 2022 bisa mendekati 800.000.
Ukraina Tidak Hanya Bertahan — Tetapi Juga Menyerang Balik di Banyak Front
1. Kupiansk: Aktivitas Ukraina Meningkat
Setelah Jenderal Oleksandr Syrskyi tiba di sektor Kupiansk:
- drone Ukraina menghancurkan infanteri Rusia,
- kendaraan lapis baja,
- motor tempur,
- bahkan drone Rusia yang mencoba menyerang balik.
2. Operasi Kontra-Infiltrasi
Di Bilohorivka dan Yampil:
- satuan khusus Ukraina menewaskan beberapa unit sabotase Rusia
yang mencoba menyusup ke garis belakang.
3. Serangan Mendalam 1.000 km ke Wilayah Rusia
Pabrik rudal Cheboksary di wilayah Chuvashia mengalami ledakan besar dan kebakaran masif.
Fakta kejadian:
- ledakan beruntun terdengar hingga dini hari,
- asap hitam membumbung ke langit kota,
- kilatan cahaya menunjukkan ledakan sekunder — ciri gudang amunisi,
- sangat mungkin pusat kerusakan berada di dalam fasilitas militer, bukan “500 meter di luar” seperti klaim Moskow.
Pabrik itu memproduksi:
- sistem navigasi rudal,
- komponen Iskander,
- dan berbagai teknologi pertahanan Rusia.
Serangan drone Ukraina pada Juni 2025 sebelumnya juga pernah menghancurkan bengkel produksi Iskander di tempat yang sama.
4. Ukraina Menghancurkan S-300, Pantsir, dan Helikopter Rusia
Rekaman yang dirilis 8–10 Desember menunjukkan:
- helikopter Mi-26 Rusia dihancurkan,
- sistem pertahanan udara S-300 dihantam secara presisi,
- unit Pantsir-S1 juga berhasil diledakkan.
Penghancuran sistem pertahanan udara ini krusial, karena:
- membuka ruang untuk operasi drone jarak jauh,
- melemahkan perisai udara Rusia,
- mempercepat keberhasilan serangan Ukraina berikutnya.
Kesimpulan Besar
Perkembangan dalam sepekan terakhir menunjukkan pergeseran besar tatanan keamanan global:
- AS menarik diri dari peran pemimpin NATO,
memaksa Eropa menanggung bebannya sendiri mulai 2027. - Eropa belum siap, baik secara industri maupun militer.
- Pertempuran Red Army City masih jauh dari selesai — klaim Rusia tidak sesuai realitas lapangan.
- Ukraina justru melakukan serangan balik signifikan, termasuk menghantam pabrik rudal Rusia sejauh 1.000 km.
Dunia kini berada di tengah fase transisi geopolitik yang sangat cepat,
dan tahun 2027 sudah terlihat sebagai titik balik besar bagi keamanan global.




