Banjir dan tanah longsor meluluhlantakkan wilayah Sumatra Utara. Di Desa Garoga, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara (Sumut) menjadi desa yang paling terdampak dengan kerusakan yang paling parah di antara desa-desa lainnya.
Puluhan rumah dan permukiman warga habis dilanda banjir bandang pada 25-30 November 2025. Rumah-rumah warga hancur terhantam kayu-kayu yang terbawa arus deras banjir. Asa Membangun Akses Penghubung Tak hanya rumah warga, banjir juga menghancurkan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan.
Usai banjir bandang, jembatan yang menghubungkan Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah rusak. Sebagai jalur alternatif, warga dan relawan membangun jembatan sementara dari gelondongan kayu.
Baca Juga :
Cuaca Buruk, Pencarian Korban Banjir di Padang Panjang Dihentikan SementaraNamun naas, pada Selasa, 9 Desember 2025, sore, turun hujan yang deras yang berimbas pada meningkatnya debit arus sungai. Banjir gelombang kedua tersebut menghancurkan jembatan dan jalan alternatif yang seharusnya dapat segera digunakan.
Para warga terdampak mendapatkan bantuan berupa makanan, air bersih, dan juga pakaian. Di sini juga terdapat dapur umum yang di belakang tenda-tenda milik Brimob.
Warga terdampak dialihkan ke wilayah yang lebih aman yaitu di Desa Hutagodang, sebelum Desa Garoga dan juga Desa Aek Nagali sampai dengan Batang Toru.
Sejumlah pengungsian beserta dapur umum dibangun untuk bisa menunjang kehidupan mereka setelah terjadinya bencana.




