Realitas Pagi Buta Para Pengguna KRL Jabodetabek: Antara Lelah, Harapan, dan Tuntutan Kerja

kompas.com
13 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com - Esya baru berusia 21 tahun, tetapi ritme hidupnya setiap pagi  menyerupai jutaan pekerja urban yang menggantungkan mobilitas pada Kereta Rel Listrik (KRL).

Rutinitasnya dimulai saat matahari belum tinggi, sekitar pukul 06.30 hingga 06.45, ketika ia melangkah keluar dari rumahnya di Depok dan menuju Stasiun Depok Baru.

Saat sebagian orang masih menyiapkan sarapan, ribuan penumpang seperti Esya sudah berebut ruang, waktu, dan kecepatan demi tiba tepat waktu di tempat kerja.

Baca juga: Bunga Selangit, Proses Sekejap: Jerat Bank Keliling yang Masih Diandalkan Warga Jakarta

Hari-hari Esya berlangsung dalam pola yang nyaris tak pernah berubah, yakni mengejar KRL pukul 07.04, kereta baru yang kini menjadi andalannya.

KOMPAS.com/HAFIZH WAHYU DARMAWAN Para pejuang KRL berlarian menuju peron untuk memasuki Kereta selanjutnya di Stasiun Manggarai
Ia masuk ke gerbong yang semakin padat setiap menit, lalu menghabiskan perjalanan sekitar 1 jam 30 menit menuju Stasiun Gondangdia.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Commuter Line, penumpang KRL, KRL, indepth, Pengguna KRL&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xMS8xNzI4Mzk0MS9yZWFsaXRhcy1wYWdpLWJ1dGEtcGFyYS1wZW5nZ3VuYS1rcmwtamFib2RldGFiZWstYW50YXJhLWxlbGFoLWhhcmFwYW4tZGFu&q=Realitas Pagi Buta Para Pengguna KRL Jabodetabek: Antara Lelah, Harapan, dan Tuntutan Kerja§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Jika perjalanan pulang-perginya dihitung, sekitar tiga jam hidupnya setiap hari terkunci dalam ritme perjalanan massal itu. Rutinitas yang melelahkan ini tak hanya dialami Esya.

PT KAI Commuter mencatat, rata-rata pengguna Commuter Line Jabodetabek hingga November 2025 mencapai 1.057.359 orang pada hari kerja dan 820.570 orang pada akhir pekan.

Angka tersebut menjadi cermin besarnya ketergantungan masyarakat terhadap moda transportasi ini dan beratnya tantangan yang dihadapi setiap harinya.

Di balik statistik itu, ada tubuh-tubuh yang saling bersenggolan, strategi-strategi kecil untuk mendapatkan tempat terbaik di peron, serta momen-momen yang membuat seseorang tetap bertahan menggunakan KRL meski tensinya terus menguji mental.

Perjuangan Pagi di Peron

Setiap pagi, Stasiun Depok Baru menjadi salah satu titik kepadatan tertinggi di lintas Bogor. Tak butuh waktu lama bagi Esya untuk menyadari bahwa ia harus memiliki strategi agar bisa masuk gerbong KRL.

Begitu kereta mendekat, penumpang di peron mulai merapat, bahkan saling mendorong

“Siap-siap tas sudah berada di posisi depan, terus pas pintu sudah terbuka, langsung satset naik ke kereta, karena kalau enggak satset bisa kedorong-dorong (penumpang lain),” kata Esya, Rabu (10/12/2025).

Baca juga: Jatuh Bangun Generasi Sandwich: Menahan Keinginan dan Mimpi demi Keluarga

Sejak adanya kereta baru yang berangkat dari Stasiun Depok Lama, ia merasa sedikit terbantu. Titik awal perjalanan berada satu stasiun sebelum Depok Baru, sehingga gerbong masih relatif longgar ketika sampai di peronnya.

Namun kondisi ini tidak serta-merta mengurangi antrean karena Stasiun Depok Baru tetap menjadi magnet bagi ribuan komuter setiap pagi.

KOMPAS.com/HAFIZH WAHYU DARMAWAN Para penumpang saat menunggu kedatangan kereta di Peron
Menurut Esya, kepadatan paling terasa antara Depok Baru dan Pondok Cina, dua stasiun yang setiap harinya dipenuhi pekerja, mahasiswa, hingga pelajar.

“Sangat ramai apalagi di stasiun Depok Baru dan Pondok Cina, banyak yang naik dari dua stasiun tersebut,” ujarnya.

Kendati demikian, Esya jarang terlambat sampai kantor. Pola kereta barunya cenderung stabil meski ia pernah mengalami kondisi sebaliknya saat sebelum ada kereta baru.

“Pernah juga ada kereta yang anjlok. Jadi perjalanannya terhambat dan waktu tempuhnya jadi lama,” katanya.

Kadang pula terdapat momen kecil dalam kereta yang membuatnya jengkel hampir setiap hari.

“Banyak penumpang yang masih acuh sama kursi prioritas khususnya untuk ibu hamil, ibu hamil sudah minta kursi, bahkan sampe diteriakin juga sama penumpang lainnya tapi yang duduk di kursi kaya pura-pura tidur," tuturnya.

KRL Pilihan Realistis

Pejuang KRL lainnya, Faisal, menyebut gangguan teknis, antrean kereta di jalur depan, atau rangkaian yang tiba-tiba berhenti di tengah perjalanan seperti makanan sehari-hari.

Hal itu kadang membuat ritme harian yang sudah terjadwal rapi sering kali berantakan dalam sekejap.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Baca juga: Satu-satunya di Dunia, Bekas Gudang Rempah VOC di Jakut Beralih Jadi Rumah Warga


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
SEA Games 2025: Tuntaskan Debut, Kadek Dhinda Targetkan Perunggu
• 15 jam lalutvrinews.com
thumb
Polisi Soal Detik-Detik Mobil SPPG Tabrak Siswa SD di Cilincing
• 10 jam lalukompas.tv
thumb
Sejumlah Perusahaan Diperika Imbas Banjir dan Longsor Sumatra
• 20 jam lalumetrotvnews.com
thumb
PalmCo Bergerak Cepat Pulihkan Wilayah Terdampak Banjir Sumatera
• 21 jam lalubisnis.com
thumb
Saksi Mata Ungkap Detik-Detik Mobil MBG Tabrak Gerbang Sekolah hingga Lindas Puluhan Siswa
• 17 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.