Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar obligasi Tanah Air ditinggalkan oleh investor asing pada akhir tahun ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengatakan di pasar obligasi, indeks pasar obligasi atau indeks obligasi komposit Indonesia (ICBI) melemah 0,43% secara bulanan (month to month/MtM) per November 2025.
Meskipun, indeks masih di zona hijau, naik 11,07% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025.
“Pasar obligasi domestik terjaga stabilitasnya, meski ICBI turun tipis 0,43% pada November 2025,” kata Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Kamis (11/12/2025).
Dana asing pun lari dari pasar obligasi Tanah Air. Di pasar surat berharga negara (SBN), investor nonresiden mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp5,93 triliun pada November 2025. Pasar SBN pun mencatatkan net sell asing sebesar Rp4,48 triliun sepanjang 2025.
Catatan net sell asing di pasar SBN pada November 2025 itu melanjutkan tren 2 bulan sebelumnya. Pada Oktober 2025, investor non-residen membukukan net sell di pasar SBN sebesar Rp27,56 triliun dan pada September 2025 sebesar Rp45,76 triliun.
Dana asing pun lari dari pasar obligasi korporasi. Investor nonresiden mencatatkan jual bersih asing sebesar Rp100 miliar pada November 2025 di pasar obligasi korporasi. Dengan begitu, net sell asing di pasar obligasi korporasi menjadi Rp1,6 triliun.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan aliran keluar dana asing yang deras di pasar SBN dalam beberapa bulan terakhir dipengaruhi sejumlah faktor, di antaranya dinamika pasar di tengah kondisi global yang berubah cepat.
“Perpindahan dana bisa berlangsung dengan cepat. Sekarang fund manager aktif melakukan perubahan portofolio. Kalau saya melihat ini karena dinamika global yang berubah, baik isu maupun sisi kebijakan-kebijakan,” kata Ramdhan kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Menurutnya, saat ini porsi kepemilikan asing atau non-residen di pasar SBN memang tergolong kecil, yakni 14%. Namun, ketertarikan asing terhadap SBN tetap memiliki pengaruh kuat di pasar obligasi.
“Mereka [investor asing] drive market kita. Mereka lebih berani aksi, masuk atau keluar ke pasar, biasanya domestik pun follow,” kata Ramdhan.
Namun, terdapat peluang kembalinya dana asing masuk ke pasar obligasi Tanah Air pada 2026. Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan arus keluar dengan deras dana asing di pasar SBN bisa ditekan pada 2026 ditopang oleh sejumlah sentimen.
"Stabilitas nilai tukar rupiah akan menjadi faktor yang memengaruhi dalam menarik investor asing di SBN," kata Rully pada beberapa waktu lalu.
Selain itu, kebijakan pemerintah dalam mendongkrak kinerja pertumbuhan ekonomi akan menjadi pertimbangan. Kebijakan harus dikomunikasikan secara lebih komprehensif dan transparan.
"Investor asing akan melihat arah kebijakan yang lebih pasti. Pemerintah harus make sure defisit fiskal terjaga. Efektivitas pengeluaran harus lebih bisa dijelaskan, juga harmonisasi pemerintah melalui Kemenkeu," ujar Rully.





