Mahkamah Konstitusi Polandia baru-baru ini memutuskan bahwa Partai Komunis Polandia adalah ilegal dan memerintahkan pencabutannya dari daftar partai politik terdaftar. Berita ini kemudian tersebar di platform Douyin (TikTok versi Tiongkok). Bahkan, para warganet Tiongkok di daratan memberikan komentar penuh sorak-sorai, menyebut “sekte jahat memang harus dimusnahkan”.
EtIndonesia. Mahkamah Konstitusi Polandia pada 3 Desember 2025 memutuskan untuk sepenuhnya melarang Partai Komunis Polandia (KPP) dan menghapusnya dari daftar resmi partai politik. Alasannya adalah bahwa “program dan ideologi partai tersebut melanggar Pasal 13 Konstitusi Polandia, yang melarang keberadaan partai politik apa pun yang didasarkan pada ideologi totaliter seperti Nazisme, Fasisme, atau Komunisme”.
Hakim Krystyna Pawłowicz menegaskan dalam putusannya : “Dalam sistem hukum Polandia, tidak ada ruang bagi partai yang memuliakan kejahatan komunisme. Partai ini memuja para pelaku kejahatan dan rezim komunis yang menyebabkan kematian jutaan manusia, termasuk rekan-rekan sebangsa kami dan warga negara Polandia.”
Partai Komunis Polandia didirikan pada tahun 2002. Para pendirinya sebelumnya tergabung dalam Liga Komunis Polandia “Proletariat”, sebuah organisasi yang dapat ditelusuri kembali ke Partai Pekerja Bersatu Polandia yang didukung Uni Soviet.
Pada tahun 2020, Menteri Kehakiman saat itu, Zbigniew Ziobro, pertama kali mengajukan mosi untuk membubarkan Partai Komunis Polandia, namun ditolak. Pada pertengahan November tahun ini, Presiden Karol Nawrocki kembali mengajukan mosi serupa. Putusan Mahkamah Konstitusi kali ini menandai berakhirnya sejarah Partai Komunis Polandia.
“Maknanya sangat mendalam, terutama pada situasi saat ini. Meski Rusia telah meninggalkan sistem komunis, banyak warisan rezim komunis tetap melekat pada Rusia, termasuk perang Rusia-Ukraina. Hal ini memicu penolakan kuat dari masyarakat Polandia,” ujar Kolumnis Epoch Times, Wang He.
“Dalam konteks politik domestik Polandia, putusan Mahkamah Konstitusi ini merupakan langkah pencegahan sejak dini. Ini menunjukkan refleksi mendalam Polandia terhadap pelajaran sejarah masa lalu dan kewaspadaan yang sangat tinggi,” lanjutnya.
Pada 7 Desember, seorang kreator Douyin mengunggah berita ini. Di kolom komentar, warganet Tiongkok menyambutnya dengan antusias:
“Ini benar-benar membangkitkan semangat.”
“Sekte jahat harus dimusnahkan.”
“Inilah kabar baik bagi dunia.”
“Menyingkirkan tumor jahat yang membahayakan rakyat.”
“Rakyat akhirnya melihat harapan.”
Banyak warganet juga secara tersirat mengarah ke PKT (Partai Komunis Tiongkok):
“Sekarang masih ada dua matahari, satu Korea Utara, satu lagi susah ditebak.”
“Jika memperlakukan rakyatnya dengan buruk, tidak akan bertahan lama.”
“Tegas memberantas organisasi politik ilegal dan kejahatan hitam—kerja yang bagus.”
“Inilah tumor beracun umat manusia, pencipta bencana dunia saat ini, organisasi paling jahat dalam sejarah manusia.”
Wang He menambahkan: “Rezim komunis, baik di Polandia maupun di Tiongkok, kini sudah seperti tikus jalanan—semua orang meneriakinya. Dengan memanfaatkan peristiwa pembubaran Partai Komunis Polandia ini, sasaran sebenarnya diarahkan ke PKT, mendesak agar rezim PKT segera lenyap.”
Editor Puisi 4 Juni dan penulis koleksi nasional Perpustakaan Kongres AS, Jiang Pinchao, mengatakan: “Sebagian besar masyarakat Tiongkok daratan sebenarnya sudah sadar. Mereka mendambakan perubahan, hanya saja masih kekurangan pemicu. Mengapa? Karena sistem komunis dan rezim otoriter di Tiongkok telah menyebabkan begitu banyak kematian tidak wajar dan begitu banyak kasus ketidakadilan. Terlebih dalam kondisi saat ini—ekonomi menyusut bahkan mengalami kelesuan—rakyat benar-benar kesulitan bertahan hidup.”
Sejak 1989, rezim Partai Komunis di negara-negara sosialis Eropa Timur runtuh satu demi satu, yang pada akhirnya berujung pada pembubaran Uni Soviet dan kemerdekaan 15 republik anggotanya.
Ukraina pada 2015 mengesahkan Undang-Undang De-komunisasi yang melarang penampilan dan propaganda simbol komunisme dan Nazisme. Proses hukum akhirnya pada tahun 2022 memutuskan pembubaran permanen Partai Komunis Ukraina serta penyitaan seluruh asetnya. Lithuania dan Latvia juga melarang aktivitas partai komunis serta simbol dan propaganda komunisme dan Nazisme melalui hukum.
Georgia, Republik Ceko, dan negara lain juga membatasi atau melarang organisasi dan simbol komunis. Hukum Rumania melarang “memprakarsai, mengorganisir, melaksanakan, atau dengan cara apa pun mendukung komunisme dan tindakan ideologi totaliter lainnya”.
Komunisme juga telah membawa bencana besar di Tiongkok, termasuk bencana kelaparan besar, kematian massal rakyat secara tidak wajar, penghancuran tradisi bangsa, perampasan harta, serta pelanggaran hak asasi manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, seiring merosotnya ekonomi, muncul istilah “rencana kapal tenggelam” dan “pejabat telanjang” di dalam sistem, sementara mereka di luar sistem “memilih dengan kaki”, berbaring pasrah, atau “kabur” ke luar negeri.
Wang He mengatakan: “Ini menunjukkan bahwa rezim komunis di Tiongkok saat ini sangat tidak populer. Bukan hanya elite tinggi PKT yang merasa partai ini sudah tak punya harapan—mereka memindahkan aset dan keluarga ke luar negeri—yang lebih penting, di kalangan masyarakat luas telah muncul gelombang besar San Tui (tiga pengunduran diri), yakni mundur dari PKT, Liga Pemuda, dan Pionir Muda, yang jumlahnya telah melampaui 450 juta orang.”
Menurut Wang He, komentar warganet Tiongkok di bawah video tentang pembubaran Partai Komunis Polandia menunjukkan opini publik yang sangat kuat: masyarakat mendambakan terbebas dari PKT dan memperoleh kebebasan. Saat ini adalah momen perubahan sejarah besar; bahkan di dalam PKT sendiri, orang-orang yang masih bersedia mati-matian mengabdi pada partai jumlahnya sudah sangat sedikit. (Hui)
Shang Yan/Yiru





