Penulis: Lucya
TVRINews, Bengkulu
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Bengkulu mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama sejumlah stakeholder, Kamis, 11 Desember 2025. Pertemuan tersebut membahas langkah percepatan ekspor komoditas pertanian dan perikanan Bengkulu yang hingga kini belum tercatat optimal.
Kepala BKHIT Bengkulu Betty Fajarwati menjelaskan ekspor resmi dari Bengkulu masih rendah. Banyak komoditas unggulan yang seharusnya tercatat sebagai ekspor Bengkulu justru keluar melalui provinsi lain.
Menurut Betty, kondisi tersebut membuat potensi besar Bengkulu belum tergambar secara utuh dalam data ekspor. Ia menegaskan berbagai komoditas strategis sudah lama tumbuh dan diproduksi di Bengkulu.
"Karena memang komoditas pertanian, perikanan, peternakan dari Provinsi Bengkulu itu banyak, mulai dari kelapa sawit, kopi, teh, pisang, sarang burung walet, itu semua ada di kami tetapi belum tercatat melalui Bengkulu karena diekspor melalui provinsi tetangga," ungkap Betty, Kamis, 11 Desember 2025.
Berdasarkan data BKHIT Bengkulu, baru 49 komoditas unggulan tercatat melakukan ekspor resmi sepanjang tahun ini. Angka tersebut masih jauh dari potensi nyata Bengkulu yang memiliki ragam produk bernilai ekonomi tinggi.
Asisten II Setda Provinsi Bengkulu R.A. Denni menekankan perlunya komoditas ekspor yang keluar dari Bengkulu tercatat melalui jalur resmi. Ia menyampaikan pentingnya sinergi untuk memastikan setiap produk yang keluar memiliki identitas asal.
"Selama ini banyak komoditas yang keluar dari Bengkulu, namun belum terdaftar secara resmi. Oleh karena itu kita berharap adanya kebersamaan dari berbagai pihak, agar apa pun yang dikeluarkan dari Bengkulu ada stempelnya," kata R.A. Denni.
Melalui FGD ini, BKHIT Bengkulu berharap percepatan ekspor komoditas pertanian dan perikanan dapat terwujud sehingga potensi daerah tercermin dalam data nasional dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi Bengkulu.
Editor: Redaktur TVRINews




