Zelensky: AS Usulkan Ukraina Mundur dari Donetsk dan Bentuk Zona Ekonomi Khusus

mediaindonesia.com
2 jam lalu
Cover Berita

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan Amerika Serikat mengajukan proposal agar Ukraina menarik pasukannya dari sebagian wilayah Donetsk dan membentuk “zona ekonomi khusus” di area yang saat ini masih berada di bawah kendali Kyiv. Usulan tersebut menjadi bagian dari rangkaian negosiasi intens terkait rencana perdamaian yang terus berkembang.

Zelensky menjelaskan dua isu terbesar yang belum terselesaikan adalah persoalan wilayah serta status pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Dalam pemaparannya kepada media, ia menyoroti keinginan AS untuk mendorong penyelesaian cepat, kompleksitas negosiasi yang berlangsung, serta keyakinannya Rusia belum menunjukkan tanda-tanda ingin mengakhiri perang.

Menurut Zelensky, Ukraina telah menyerahkan rencana terbaru berisi 20 poin kepada AS, berikut dokumen tambahan mengenai jaminan keamanan dan mekanisme rekonstruksi. Proposal itu disusun setelah beberapa pekan diplomasi intens antara AS, Ukraina, Rusia, dan para pemimpin Eropa.

Di sisi lain, Rusia menuntut agar Ukraina melepaskan sekitar 30% wilayah Donetsk yang masih mereka kuasai, tuntutan yang ditolak Kyiv karena alasan prinsip dan kekhawatiran atas potensi agresi lanjutan. Zelensky mengatakan AS kini mempertimbangkan solusi yang mencakup penarikan pasukan Ukraina dari beberapa area Donetsk, sementara Rusia diminta berkomitmen untuk tidak maju ke wilayah tersebut. Kawasan itu kemudian akan dijadikan “zona ekonomi khusus” atau “zona demiliterisasi”.

Namun Zelensky menegaskan penarikan sepihak tidak adil dan Rusia seharusnya mundur pada jarak yang sama. Ia mempertanyakan jaminan yang dapat mencegah Rusia untuk melanggar kesepakatan atau menyusup dengan penyamaran sipil. Zelensky menyebut hal itu sebagai “kekhawatiran yang sangat serius”. Ia menyatakan Ukraina mungkin tidak akan menerima proposal tersebut kecuali melalui pemilu atau referendum.

Mengenai PLTN Zaporizhzhia, Zelensky menyebut opsi yang memungkinkan Rusia menarik diri dan pengelolaan dilakukan bersama AS dan Kyiv. Namun ia mengakui rincian mekanisme itu belum jelas dan kemungkinan tidak akan disetujui Moskow.

Ia juga menyinggung frustrasi Presiden AS Donald Trump terhadap rumitnya konflik, serta kekhawatiran AS dapat mendorong solusi yang menguntungkan Rusia. Zelensky menegaskan meski AS menginginkan penyelesaian lebih cepat, tidak ada tenggat waktu yang ditetapkan.

Situasi di medan tempur, menurut Zelensky, akan sangat menentukan arah negosiasi. Sementara itu, Rusia terus membuat kemajuan kecil di garis depan, sehingga menunda gencatan senjata dianggap lebih menguntungkan bagi mereka.

Zelensky menyebut AS telah memberi draf awal jaminan keamanan, namun masih jauh dari harapan Kyiv. Ia menambahkan bahwa AS menolak gagasan Ukraina bergabung dengan NATO, dan Ukraina harus “berhati-hati” karena belum mengetahui sepenuhnya kesepakatan lain yang mungkin dibahas Washington dan Moskow.

Mencerminkan ketidakpastian besar dalam proses negosiasi, Zelensky menutup dengan pernyataan. “Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi lusa… Kami tidak tahu bagaimana negosiasi ini akan berakhir.” (BBC/Z-2)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Tolak Jalan Pintas untuk Menjadi Cantik, Cinta Laura Serukan Kecantikan dari Dalam
• 13 jam lalugrid.id
thumb
Jung Kook BTS Jadi Global Ambassador Brand Mewah Chanel Fragrance & Beauty
• 13 jam lalukumparan.com
thumb
Operasi Anak Usaha PT Sago Nauli Plantation Disetop Paksa KLH, Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra?
• 20 jam lalusuara.com
thumb
Karina Ranau Hendak Museumkan Koleksi ‘Rongsokan’ Epy Kusnandar
• 17 jam lalucumicumi.com
thumb
Mobil dan Truk Kecelakaan di Tol Tangerang Km 20, Lalin Macet
• 1 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.