- Dua penagih utang tewas dikeroyok massa di Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis malam, dipicu masalah utang sepeda motor.
- Polisi telah memeriksa enam saksi mata warga sekitar untuk mengungkap pelaku dan merekonstruksi peristiwa berdarah tersebut.
- Amuk massa juga merusak properti meliputi kios, warung, sembilan motor, dan satu mobil taksi di lokasi kejadian.
Suara.com - Misteri yang menyelimuti insiden pengeroyokan brutal hingga menewaskan dua penagih utang atau mata elang (matel) di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, mulai menemui titik terang.
Kepolisian bergerak cepat dengan memeriksa enam orang saksi yang diduga kuat melihat langsung detik-detik mengerikan saat amuk massa pecah pada Kamis (11/12) malam di Kalibata.
Keenam saksi ini menjadi tumpuan harapan penyidik untuk mengidentifikasi para pelaku dan merekonstruksi kronologi peristiwa berdarah tersebut.
Mereka adalah warga sekitar yang berada di lokasi saat kejadian berlangsung, memberikan perspektif langsung dari tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, mengonfirmasi langkah krusial dalam penyelidikan ini.
Menurutnya, keterangan dari para saksi mata ini sangat vital untuk mengungkap siapa saja yang terlibat dalam pengeroyokan sadis serta aksi perusakan yang menyertainya.
"Saksi ada enam dari pihak warga yang melihat langsung di TKP (tempat kejadian perkara)," kata Kapolsek Pancoran Kompol Mansur kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/12/2025).
Pihak kepolisian meyakini jumlah saksi masih berpotensi bertambah. Proses pendalaman kasus terus berjalan, dan pintu terbuka lebar bagi warga lain yang memiliki informasi untuk memberikan keterangan.
Setiap detail dari kesaksian mereka akan dirangkai menjadi sebuah gambaran utuh tentang apa yang sebenarnya terjadi malam itu.
Baca Juga: 7 Fakta Mencekam Rusuh Kalibata: 2 Nyawa Matel Melayang, 100 Orang Mengamuk Brutal
Insiden ini sendiri dipicu oleh masalah yang terbilang sepele: utang sepeda motor. Namun, masalah itu bereskalasi menjadi tragedi.
Pemilik kendaraan yang tak kunjung menerima pembayaran sepeserpun akhirnya meminta bantuan rekannya untuk melakukan penagihan.
Nahas, dua orang yang ditugaskan menagih, yang diidentifikasi berinisial MET dan NAT, justru menjadi korban. Keduanya dikeroyok oleh sekelompok massa hingga tewas secara mengenaskan di lokasi.
Amarah massa tak berhenti sampai di situ. Mereka melampiaskan emosinya dengan melakukan perusakan, membakar sejumlah kios, warung, dan kendaraan bermotor yang ada di sekitar lokasi.
Hingga kini, polisi masih terus melakukan pendataan akurat terkait jumlah kerugian materiil.
Kompol Mansur menyebut, pihaknya masih menghitung jumlah warung yang menjadi korban perusakan, mengingat ukurannya yang relatif kecil dan berdempetan.


