- Masyarakat Suku Badui di Lebak, Banten, berkomitmen menjaga hutan lindung seluas 3.100 hektare sebagai warisan leluhur.
- Pengawasan diperketat untuk mencegah kerusakan hutan, sebab dampaknya bisa menimbulkan bencana alam seperti banjir dan longsor.
- Warga Badui rutin melakukan gerakan menanam tahunan untuk menjaga kesuburan tanah guna ketahanan pangan dan ekonomi.
Suara.com - Masyarakat Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten kembali menegaskan komitmennya menjaga hutan lindung sebagai warisan leluhur.
Di tengah masuknya musim hujan, warga Badui memperketat pengawasan agar kawasan hutan tetap utuh, hijau, dan bebas dari kerusakan lingkungan.
“Bila kawasan hutan mengalami kerusakan dipastikan berpotensi menimbulkan malapetaka bencana alam,” kata Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Oom, Jumat.
Hutan lindung Badui yang membentang seluas 3.100 hektare diyakini sebagai titipan yang wajib dipertahankan keberlanjutannya.
Kondisi kawasan yang selama ini terjaga relatif baik tidak lepas dari disiplin masyarakat dalam mencegah pembalakan liar ataupun penambangan emas tanpa izin.
Jaro Oom menegaskan bahwa kerusakan hutan bukan hanya mengganggu ekosistem, tetapi juga mengancam kehidupan masyarakat.
Karena itu, pemerintah desa bersama warga rutin memperkuat penjagaan hutan tutupan di Kaki Gunung Kendeng agar tidak mengalami degradasi.
“Kami memiliki kewajiban untuk menjaga kawasan hutan sebagai warisan leluhur yang harus dilaksanakanya,” katanya.
Menurutnya, apabila hutan tutupan rusak, dampak yang muncul bisa sangat luas—dari kekeringan, kesulitan air bersih, hingga banjir dan longsor.
Baca Juga: Heboh 'Patungan Beli Hutan', DPR Minta Pemerintah Berbenah dan Lakukan 3 Hal Ini
Sebagai bentuk pemeliharaan berkelanjutan, masyarakat Badui menerapkan berbagai tradisi adat, termasuk gerakan menanam yang digelar setiap tahun.
Kegiatan penghijauan ini dimaksudkan untuk menjaga kesuburan tanah sekaligus memberi manfaat bagi pangan dan ekonomi warga.
“Kami berharap gerakan tanam ini dapat tumbuh subur sehingga menghasilkan pangan dan ekonomi,” ujarnya.




