- Setiap orang pasti pernah merasa kesepian. Belajarlah menahan dan menghadapi kesepian itu—di situlah kedewasaan mulai tumbuh.
Anak muda terbiasa bercanda, tertawa, dan berisik bersama teman-temannya. Tetapi ketika memasuki lingkungan baru dan harus berhadapan dengan berbagai jenis orang serta situasi, mereka bisa menjadi bingung, bahkan tidak memiliki satu pun tempat untuk bercerita dari hati ke hati.
Pada saat seperti itu, jangan gelisah. Belajarlah menenangkan diri dan menerima kesendirian. Dalam kesunyian kita belajar berpikir, dalam berpikir kita menjadi dewasa, dan dalam kedewasaan kita bertumbuh ke tingkat yang lebih tinggi. Jangan biarkan rasa sepi membuatmu kehilangan arah lalu melakukan hal-hal yang sia-sia. Waktu sangat berharga—jangan disia-siakan.
- Ketika sedang beruntung, tetaplah bersiap menghadapi hari sial
Konon, seekor rubah pernah melihat kebun anggur yang dipenuhi buah anggur segar. Sayangnya pagar menghalangi jalannya. Rubah itu pun nekat berpuasa tiga hari agar tubuhnya menyusut dan bisa masuk ke dalam kebun. Usaha itu berhasil—dia melahap anggur sepuas hati. Namun ketika hendak keluar, dia sadar tubuhnya kembali membesar dan dia tidak bisa melewati pagar lagi.
Tidak ada orang yang ingin bernasib seperti rubah tersebut. Karena itu, selalu siapkan jalan keluar. Bawalah bekal saat kenyang, bawalah payung ketika langit cerah. Hal-hal kecil yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, suatu hari bisa menjadi penentu kesuksesan. Sesuatu yang tampak tidak berharga hari ini, mungkin justru menjadi sangat penting di masa depan.
- Belilah jam weker untuk membantumu bangun tepat waktu
Kebiasaan malas bangun dan tidak disiplin bisa menjadi batu sandungan di dunia kerja—kapan pun itu. Bukan hanya soal tepat waktu, tetapi juga terbiasa datang lebih awal.
Bayangkan kamu naik kendaraan menuju suatu tempat. Pemandangan sepanjang jalan begitu indah hingga kamu turun sejenak untuk menikmatinya. Kamu memang sampai di tujuan, tapi tidak tepat waktu. “Jam weker” hanyalah simbol. Pada akhirnya, kitalah yang bertanggung jawab mengatur waktu secara efektif.
- Jika kamu tidak suka pekerjaanmu sekarang, pilihannya hanya dua: berhenti atau diam
Anak muda sering kali bercita-cita tinggi, tetapi kemampuan masih minim. Pekerjaan besar belum mampu dilakukan, pekerjaan kecil enggan dikerjakan. Jangan biasakan memilih-milih tugas. Jangan seperti orang yang kesal harus membawa payung saat hujan, tetapi mengeluh ketika kehujanan saat tidak membawa payung. Sikap seperti itu hanya menunjukkan ketidakpuasan dan kedewasaan yang belum matang.
Ingat: jika kamu memutuskan untuk melakukan sesuatu, lakukanlah dengan sungguh-sungguh.
- Kesempatan tidak pernah “hilang”
Ketika kamu tidak mengambilnya, orang lain akan mengambilnya.
Jangan hanya menunggu peluang seperti kisah menunggu kelinci menabrak pohon. Jangan juga menggantungkan harapan pada keberuntungan semata. Peluang baru muncul bagi mereka yang siap dan mau menciptakannya.
Saat kamu sedang menyesali hilangnya satu kesempatan, mungkin di seberang sana seseorang yang nasibnya sama “sialnya” justru memanfaatkannya.
- Jika tidak ada peluang, ciptakan. Jika peluang muncul, tangkap dengan cerdas
Jika teleponmu jarang berdering, maka kamu yang harus menghubungi orang lain. Banyak kesempatan datang melalui satu panggilan sederhana. Telepon bukan pajangan—gunakannya. Perluas pergaulanmu. Jangan lupakan teman lama saat mendapat teman baru.
Kunci hubungan sosial adalah inisiatif. Reputasi baik dan jaringan pertemanan yang luas akan sangat membantumu dalam karier.
- Jangan rapuh seperti kaca
Ada orang yang matanya hanya selalu fokus pada diri sendiri—akibatnya mereka tidak bisa berkembang, tidak bisa melihat jauh. Ada juga yang mudah mengeluh sehingga membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Tanpa mengalami pahitnya perjuangan, bagaimana merasakan manisnya keberhasilan? Jangan seperti kaca yang mudah pecah. Jadilah seperti kristal yang bening, seperti matahari yang bersinar, seperti bunga plum musim dingin yang tegar menghadapi badai. Jika kamu bisa menikmati sejuknya angin, jangan mengeluhkan butiran debu kecil yang ikut terbawa.
- Kendalikan ucapanmu
Jangan terlalu banyak membicarakan dirimu, apalagi membicarakan orang lain. Terlalu sering membahas diri sendiri membuat seseorang terkesan sombong dan palsu. Menggosipkan orang lain justru membuat kita terjebak dalam masalah yang tidak perlu.
Setiap hari nongkrong setelah kerja sambil minum dan menggunjing rekan kantor bukanlah kebiasaan yang baik. Membicarakan keburukan orang lain—baik sengaja maupun tidak—hanya akan merusak reputasi dan merendahkan diri sendiri.
- Tulislah daftar hal-hal besar yang ingin kamu capai dalam hidupmu
Simpan daftar itu di dompet, dan lihatlah sesekali. Hidup perlu tujuan, rencana, pengingat, dan rasa urgensi. Serangkaian tujuan kecil yang terus dicapai akan membentuk tujuan besar dalam hidup.
Ketika hidupmu mulai membaik dan lingkunganmu berubah menjadi lebih nyaman, jangan lupa daftar tipis itu—ia adalah pengingat arah hidupmu.
- Jangan menikah hanya karena merasa “sudah waktunya menikah”.
Jika ingin menikah, pastikan kamu menemukan seseorang yang dapat saling melengkapi, saling mendukung, dan saling memahami.
Jangan bermain-main dengan cinta, jangan biarkan cinta menghambat pekerjaan dan karier. Jangan pula membiarkan pernikahan yang terburu-buru dan berakhir gagal membuat hidupmu terhambat.
Keputusan emosional sering kali menyebabkan kerugian besar.(jhn/yn)





