Hanya Imbang Lawan PSM Makassar, Persebaya Surabaya Wajib Kalahkan Borneo FC

harianfajar
2 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, SURABAYA — Persebaya Surabaya menatap laga pekan ke-15 Super League 2025/2026 dengan tekanan berlapis. Hanya berjarak 10 poin dari zona degradasi, Green Force dipaksa tampil tanpa kompromi saat menjamu Borneo FC di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu (20/12). Hasil imbang bukan lagi pilihan, apalagi setelah empat laga terakhir selalu berakhir dengan skor 1–1.

Tren imbang beruntun itu menjadi tanda stagnasi yang mencemaskan. Produktivitas Persebaya merosot, ritme permainan melambat, sementara persaingan liga semakin ketat memasuki fase krusial. Ketika tim membutuhkan stabilitas, justru masalah bertambah: dua pilar utama absen.

Dua Pilar Absen, Daya Gedor Persebaya Merosot

Kapten Bruno Moreira harus menepi akibat akumulasi kartu kuning. Padahal, pemain asal Brasil itu adalah pusat kreativitas sekaligus penyelesaian serangan paling efektif Persebaya musim ini dengan kontribusi 5 gol dan 5 assist dalam 13 pertandingan. Absennya Bruno berarti hilangnya pemimpin permainan yang mengatur aliran serangan dan tempo pertandingan.

Belum cukup di situ, Francisco Rivera juga tak bisa diturunkan karena masih menjalani hukuman kartu merah. Rivera adalah pengalir bola yang menghubungkan lini tengah dan depan, produktif menciptakan peluang dengan 3 gol dan 3 assist dari 10 laga. Tanpa dua pemain asing itu, kekuatan ofensif Persebaya anjlok drastis.

Green Force kini harus bertumpu pada pemain pelapis yang performanya belum stabil. Variasi serangan berkurang, tempo permainan kerap tersendat, dan transisi menyerang menjadi kurang berbahaya.

Tanpa Pelatih Kepala, Uston Harus Susun Rencana Darurat

Masalah Persebaya bukan hanya absennya pemain kunci. Sejak pemecatan Eduardo Perez, Green Force tidak punya pelatih kepala definitif. Uston Nawawi kembali naik sebagai caretaker di tengah kondisi tim yang masih mencari bentuk permainan terbaik.

Tugas Uston tidak ringan. Ia harus meramu kombinasi serangan baru, memperbaiki organisasi lini tengah yang pincang, dan memastikan pertahanan tetap solid ketika kualitas skuad menurun. Lawan yang dihadapi pun bukan tim biasa, melainkan pemuncak klasemen sementara.

Uston harus memaksimalkan potensi pemain lokal serta menegaskan disiplin taktik jika ingin Persebaya tampil kompetitif melawan Borneo FC. Setiap kesalahan kecil akan berisiko berbuah kehilangan poin.

Keuntungan Bermain di GBT dan Energi Bonek

Meski dalam kondisi compang-camping, Persebaya masih punya satu modal besar: GBT dan gelombang energi Bonek. Dukungan penuh suporter seringkali menjadi bahan bakar tambahan ketika tim tertekan.

Dari enam laga kandang musim ini, Persebaya mencatat tiga kemenangan, satu imbang, dan dua kekalahan dengan torehan 10 gol dan 8 kebobolan. Rata-rata poin 1,67 menunjukkan bahwa bermain di Surabaya tetap memberikan peluang besar untuk meraih tiga poin, asalkan fokus terjaga sejak menit awal.

Atmosfer GBT yang keras dan intimidatif juga sering membuat lawan bermain di bawah tekanan. Pada laga penting seperti ini, dukungan Bonek bisa menjadi faktor pembeda.

Borneo FC Datang dengan Tekanan yang Sama Besarnya

Di balik superioritas klasemen, Borneo FC datang ke Surabaya tanpa kepercayaan diri penuh. Pesut Etam tumbang dua kali beruntun dari Bali United dan Persib Bandung. Tekanan kini mengarah pada Fabio Lefundes yang menginginkan timnya segera kembali ke jalur kemenangan.

“Kami harus mengganti poin yang hilang,” tegas Fabio.

Pernyataan itu menjadi sinyal bahwa Borneo FC akan tampil agresif. Mereka tidak ingin posisi puncak tergerus dalam persaingan ketat dengan Persib dan Persija. Kondisi itu membuat laga di GBT berpotensi berlangsung dengan intensitas tinggi.

Ini bukan hanya duel tim papan atas melawan tim papan tengah—melainkan pertemuan dua tim yang sama-sama butuh kemenangan untuk keluar dari tekanan.

Posisi Persebaya Kian Terancam Jika Gagal Menang

Persebaya saat ini berada di peringkat 9 pada pekan ke-14. Posisi itu kontras dibanding musim sebelumnya ketika mereka sempat memuncaki klasemen. Penurunan performa dalam beberapa musim terakhir membuat mereka kembali mendekati jurang papan bawah.

Persijap Jepara di zona degradasi baru mengumpulkan 8 poin. Persebaya hanya unggul 10 poin dari zona merah, jarak yang bisa terpangkas cepat jika gagal menang melawan Borneo FC. Dengan produktivitas yang menurun, absennya dua pemain inti, dan tekanan dari para pesaing, Persebaya tidak punya ruang untuk kesalahan.

Partai Penentu Arah Musim Persebaya

Laga melawan Borneo FC bukan sekadar pertandingan kandang biasa. Ini adalah partai penentu arah perjalanan Persebaya musim ini. Kemenangan akan mengembalikan kepercayaan diri tim serta menjaga jarak aman dari persaingan papan bawah. Sebaliknya, gagal meraih poin penuh berpotensi menyeret mereka semakin dalam ke situasi sulit.

Dengan tekanan besar, skuad pincang, dan lawan yang juga ingin bangkit, Persebaya harus tampil habis-habisan. GBT akan menjadi saksi apakah Green Force mampu keluar dari periode kelabu atau justru semakin terperosok dalam ketidakpastian kompetisi.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pengeroyok "Mata Elang" di Kalibata Diburu Polisi, Kios-kios Pedagang Telanjur Rusak
• 7 jam lalukompas.id
thumb
Prediksi Cuaca BMKG Hari Ini Jumat 12 Desember 2025: Jabodetabek Berawan Tebal hingga Hujan Ringan
• 13 jam laluliputan6.com
thumb
Didukung Fundamental Domestik, Emas Diyakini Jadi Opsi Portofolio Strategis di 2026
• 29 menit laluidxchannel.com
thumb
Tekanan Fundamental dan Sinyal Teknis Dukung Tren Bullish Emas
• 12 jam lalumediaapakabar.com
thumb
Dukcapil Bantu Cetak Ulang Dokumen-Identifikasi Korban di Sumatera-Aceh
• 3 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.