Herwin Sudikta soal LISA UGM: AI Itu Nggak Pernah Bohong, Cuma Nyinarin Data

fajar.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Herwin Sudikta, ikut menanggapi penghentian mendadak sistem kecerdasan buatan LISA milik Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia melihat bahwa keputusan itu justru memunculkan pertanyaan lebih besar mengenai pengelolaan data internal kampus.

Dikatakan Herwin, kerja sistem AI pada dasarnya hanya merefleksikan data yang dimiliki tanpa motif apa pun.

“AI itu tak pernah berbohong. Ia hanya memantulkan data yang diberi,” ujar Herwin kepada fajar.co.id, Jumat (12/12/2025).

Ia menggambarkan kecerdasan buatan sebagai sebuah cermin digital.

“Semacam cermin digital yang tak punya kepentingan, tak punya rasa sungkan, dan tak bisa diajak kompromi,” lanjutnya.

Herwin menegaskan satu prinsip yang menurutnya harus dipahami publik ketika menilai kinerja AI.

“Karena itu ada satu hal yang selalu gue tekankan: AI hanya bisa menjawab berdasarkan apa yang ada di dalam basis datanya,” Herwin menuturkan.

Terkait polemik LISA, Herwin menegaskan bahwa logikanya cukup sederhana apabila sistem tersebut bisa menyimpulkan bahwa seseorang bukan mahasiswa UGM.

“Jadi kalau LISA UGM bisa menyimpulkan bahwa seseorang bukan mahasiswa UGM. Logikanya sederhana, data internal UGM tidak mencatat nama tersebut,” tegasnya.

Ia bilang, masalah yang muncul bukan berasal dari teknologi yang digunakan.

“Dan kalau data internal UGM tidak mencatatnya, berarti problemnya bukan pada algoritma, bukan pada LISA, bukan pada AI,” imbuhnya.

Sebaliknya, Herwin mengatakan bahwa persoalan itu justru mengarah pada sumber data itu sendiri.

“Problemnya ada pada data sumber. Lalu terbuka satu pertanyaan yang lebih besar, lebih politis, dan jauh lebih sensitif,” terangnya.

Ia mempertanyakan kenapa data internal UGM bisa tidak mencatat informasi yang seharusnya paling mudah diverifikasi.

“Kenapa data internal UGM tidak mencatat itu? Ada apa dengan arsipnya? Ada apa dengan kebenaran faktual yang seharusnya paling mudah diverifikasi?,” timpalnya.

Herwin pun mempertanyakan mengenai fungsi AI sebagai alat yang mengungkap hal-hal yang tersembunyi.

“AI hanya menyinari ruangan yang selama ini gelap. Yang takut disinari biasanya bukan lampunya,” kuncinya. (Muhsin/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Polri Jelaskan Perpol 10/2025: Mekanisme dan Cara Hindari Rangkap Jabatan
• 8 jam lalukompas.com
thumb
Prabowo Tiba di Aceh Tamiang, Kunjungi Korban Banjir
• 11 jam lalukompas.tv
thumb
Trading Bitcoin: Analisis Teknikal, Sinyal Pasar, dan Strategi Cuan
• 3 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Will You Be My Manager? Resmi Tayang di Viki, Hadirkan Romansa Remaja ala Boys Over Flowers
• 5 jam laluberitajatim.com
thumb
Regenesis Bawa Wonderface, Teknologi Modern Bantu Kencangkan Wajah Lewat Otot
• 9 jam lalugenpi.co
Berhasil disimpan.