Optimisme BYD 2026 Terjaga, Asal Insentif Tetap Berlanjut

bisnis.com
1 hari lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA - BYD Indonesia menyatakan masih menaruh harapan besar agar pemerintah memperpanjang insentif kendaraan listrik (EV) pada 2026 demi menjaga momentum pertumbuhan industri.

Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia, Luther T. Panjaitan, mengatakan bahwa peningkatan signifikan penjualan BYD pada 2025 sangat dipengaruhi oleh fasilitas impor utuh (CBU) yang diberikan pemerintah.

“Kinerja penjualan BYD tumbuh signifikan berkat insentif CBU dari pemerintah,” ujar Luther beberapa waktu lalu.

Namun, dia mengaku ragu tren ini dapat berlanjut tanpa kepastian keberlanjutan dukungan kebijakan.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

“Kami mungkin kurang confidence bahwa tren ini bisa terus berlanjut pertumbuhannya seperti sekarang, jika tidak adanya konsistensi atau perpanjangan dari kebijakan yang sama dengan tahun ini. Dan kami masih berharap ya, kebijakan itu bisa diperpanjang insentif EV,” ucapnya.

Luther menambahkan bahwa di banyak negara, insentif EV umumnya diperpanjang atau disesuaikan ketika pasar menunjukkan perkembangan positif.

Baca Juga

  • BYD Mau Bikin Perusahaan Leasing di 2026, Kredit Mobil Listrik Lebih Mudah?
  • BYD Minta Insentif Mobil Listrik Diperpanjang pada 2026
  • Agresif! BYD Bakal Ekspansi 150 Dealer pada 2026

Dengan pangsa pasar EV nasional yang telah menyentuh 15% per November 2025, ia menilai minat dan kesadaran masyarakat terus meningkat.

“Kami masih berharap mudah-mudahan industri otomotif semakin bisa berkembang di tahun depan,” katanya.

Sementara itu, pemerintah tetap menegaskan bahwa fasilitas impor CBU EV hanya berlaku hingga 31 Desember 2025, sesuai Peraturan Menteri Investasi 6/2023 jo. 1/2024.

Mulai 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2027, produsen wajib memenuhi komitmen produksi lokal dengan skema 1:1 sesuai peta jalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), termasuk pemenuhan spesifikasi teknis tertentu.

Di tengah perubahan regulasi tersebut, BYD mencatat hasil penjualan kuat pada 2025 dengan wholesales 40.151 unit dan market share 5,7%. Seluruh model yang dijual, mulai dari Atto 1, Atto 3, Sealion 7, M6, Seal, hingga Dolphin masih diimpor utuh dari China.

BYD juga hampir merampungkan pembangunan pabriknya di Subang, Jawa Barat, yang telah mencapai 90% dan ditargetkan selesai pada akhir 2025.

Investasi sebesar Rp11,2 triliun itu disiapkan untuk memproduksi hingga 150.000 unit per tahun, menjadi fondasi penting bagi BYD dalam memenuhi ketentuan produksi lokal pada 2026.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Diablo IV : Lord of Hatred Rilis Tahun Depan, Penawaran Spesial dihadirkan Pengembang
• 12 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Resolusi Baru DK PBB Tegaskan Peran Pemuda dalam Membangun Perdamaian
• 15 jam lalumetrotvnews.com
thumb
BNPB: Jumlah Pengungsi Bencana di Aceh Turun Jadi 586 Ribu Orang
• 1 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Wakaf Saham Istiqlal Resmi Meluncur, Dorong Filantropi Pasar Modal Syariah
• 12 jam lalubisnis.com
thumb
Diprediksi Meningkat pada Tahun 2026, ICSA Dorong Bank Perkuat Pembiayaan Hijau
• 20 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.