Wacana pembekuan Ditjen Bea dan Cukai karena kinerjanya tidak maksimal sempat dilontarkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Rencana pembekuan instansi tersebut diungkapkan Purbaya usai rapat dengan Komisi XI DPR, Kamis (27/11).
Ia sudah meminta waktu membenahi Ditjen Bea dan Cukai selama 1 tahun kepada Prabowo. Sebab, kalau Ditjen Bea dan Cukai jadi dibekukan, ada nasib 16.000 karyawan berada di ujung tanduk.
Beberapa masalah paling mendesak yang perlu dibenahi Ditjen Bea dan Cukai, mulai dari penyelundupan barang ilegal hingga under-invoicing, yakni praktik pelaporan nilai barang impor atau ekspor yang lebih rendah dari nilai sebenarnya dalam dokumen resmi.
Sebut Kinerja Mulai MembaikPurbaya menilai kinerja pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mulai membaik usai ada ancaman dibekukan. Menurutnya, pegawai Ditjen Bea Cukai sebenarnya mempunyai kapasitas bagus dalam bekerja. Namun, perlu lecutan agar kinerjanya maksimal.
"Kira-kira kita minta waktu satu tahun untuk memperbaiki Bea Cukai. Ini kan beberapa minggu aja udah kayak gini, udah lumayan nih. Artinya mereka mampu. Memang perlu didorong-dorong aja," ujar Purbaya, ketika ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (12/12).
"Jadi gebuk-gebuk, dorong-doronglah. Mereka orang pintar, jadi kita nggak usah khawatir. Nanti kalau setahun ke depan nggak ada kemajuan, mungkin kita akan mikir hal itu (pembekuan Ditjen Bea dan Cukai). Tapi kalau udah maju, udah bagus, buat apa lagi," tambahnya.
Purbaya mengatakan dengan perbaikan kinerja itu membuat pembicaraan lebih lanjut mengenai pembekuan Ditjen Bea dan Cukai dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Rini Widyantini belum perlu dilakukan. Saat ini, fokusnya adalah memperbaiki kinerja.





