Kisah Masniari Wolf, Peraih Hattrick Emas SEA Games 3 Edisi Beruntun, Ternyata Berdarah Batak–Jerman

tvonenews.com
23 jam lalu
Cover Berita

tvOnenews.com - Nama Masniari Wolf kembali menjadi sorotan publik olahraga Tanah Air setelah sukses mempersembahkan medali emas bagi Indonesia di ajang SEA Games 2025 Thailand.

Atlet renang putri berusia 20 tahun itu tampil sebagai yang terbaik pada final nomor 50 meter gaya punggung putri dengan catatan waktu impresif 28,80 detik, Kamis (11/12/2025).

Prestasi tersebut bukan sekadar emas biasa. Kemenangan di Bangkok memastikan Masniari mencatatkan hattrick medali emas SEA Games secara beruntun, setelah sebelumnya juga menjadi juara di Vietnam 2021 dan Kamboja 2023.

Atlet Renang Putri Indonesia, Masniari Wolf raih medali emas di SEA Games 2025
Sumber :
  • Akuatik Indonesia

 

Konsistensi ini mengukuhkan posisinya sebagai tulang punggung renang Indonesia di level Asia Tenggara.

Berlaga di Swimming Pool, Sports Authority of Thailand, Bangkok, Masniari harus menghadapi tekanan sebagai unggulan.

Meski mengaku sempat merasa gugup sebelum lomba, ia tetap mampu mengontrol ritme sejak start hingga menyentuh dinding finis lebih dulu.

“Aku merasa senang banget, jujur sebelum pertandingan aku justru merasa gugup. Tapi aku hanya coba untuk memberikan yang terbaik dan ternyata hasilnya senang sekali emas,” ujar Masniari Wolf.

Pada nomor tersebut, medali perak diraih perenang tuan rumah Thailand, Saovanee Boonamphai, sementara perunggu menjadi milik atlet Filipina, Kayla Noelle Sanchez.

Satu wakil Indonesia lainnya, Flairene Candrea, harus puas finis di posisi keempat dengan waktu 28,98 detik.

Keturunan Batak-Jerman dan Awal Karier di Eropa

Di balik prestasi gemilangnya, Masniari memiliki latar belakang unik.

Ia merupakan perenang berdarah Batak-Jerman yang mengawali perjalanan renangnya di Eropa.

Dunia renang mulai ditekuni sejak usia 11 tahun saat tinggal di Wiesbaden, Jerman, sebelum melanjutkan latihan ke Frankfurt.

Pada awalnya, renang hanyalah aktivitas yang dilakukan untuk bersenang-senang.

Ia bahkan hanya berlatih sekali dalam seminggu, hingga akhirnya mendapat tawaran dari pelatih dengan level tim yang lebih tinggi.

Keputusan untuk meningkatkan intensitas latihan menjadi titik balik penting dalam kariernya.

Meski sempat ragu karena ingin menikmati renang tanpa tekanan, Masniari akhirnya menerima tantangan tersebut.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Presiden Prabowo Didampingi Gubernur Bobby Sambangi Posko Pengungsi Korban Banjir di Langkat, Sumut
• 15 jam lalukompas.tv
thumb
Pemerintah Pastikan Kesiapan 37 Bandara Sambut Nataru
• 16 jam laluidxchannel.com
thumb
Foto: Aksi 32 Seniman Mural di Jakarta Mural Festival
• 22 jam lalukumparan.com
thumb
Sepekan TPA Ditutup, Sampah Kuasai Ruas Jalan Serpong
• 21 jam laludetik.com
thumb
Sastra sebagai Asa: dari Niat Mati Menjadi Renungan Diri
• 9 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.