Jakarta, VIVA – Naomi Aaira resmi memasuki industri musik Tanah Air dengan merilis single perdananya yang berjudul Belum Siap Dewasa. Lagu ini menjadi penanda debutnya sebagai penyanyi muda yang membawa warna baru melalui kejujuran, humor halus, dan cerita-cerita tentang proses tumbuh yang kerap dirasakan generasi muda masa kini.
Dengan kemasan pop yang lembut sekaligus mudah diingat, Belum Siap Dewasa langsung menarik perhatian publik sejak perilisan perdananya. Scroll lebih lanjut yuk!
Single ini lahir dari pergulatan personal Naomi dalam menghadapi transisi menuju kedewasaan. Dalam keterangannya, ia memaknai fase ini sebagai sesuatu yang menggemaskan sekaligus penuh tekanan.
Naomi menggambarkan bahwa menjadi dewasa bukan sekadar meningkat usia, tetapi juga menghadapi kenyataan bahwa kehidupan berjalan jauh lebih cepat dari yang dibayangkan.
“Belum Siap Dewasa adalah lagu tentang perasaan takut tumbuh besar dan meninggalkan masa sekolah yang penuh tawa dan teman-teman. Lagu ini dibuat dari kenangan masa kecil yang masih hangat, dan perasaan ingin waktu berjalan lebih pelan,” ungkap Naomi, dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu 13 Desember 2025.
Naomi tidak menutupi keraguannya menghadapi berbagai tuntutan hidup yang datang bersamaan.
“Aku belum siap dewasa karena rasanya semuanya berubah terlalu cepat. Dulu hidup terasa simpel: sekolah, ketemu teman, main, dan tertawa. Sekarang banyak hal harus dipikirkan—masa depan, mau kuliah, tanggung jawab, pilihan hidup,” ujar Naomi Aaira.
Ia juga menambahkan bahwa kenyamanan berada di rumah bersama keluarga masih menjadi hal yang ingin dipertahankan.
“Jujur saja, aku masih nyaman di rumah sama orang tua. Aku belum siap keluar, belum siap kerja, dan belum siap menghadapi dunia sendirian. Kadang aku pengen waktu berhenti sebentar, biar aku bisa nikmatin momen ini lebih lama,” katanya.
Perjalanan Naomi menuju dunia musik ternyata tidak semulus yang banyak orang kira. Ia mengaku sempat tidak menyukai musik karena harus menjalani latihan ketat sejak kecil.
“Awalnya, aku sebenarnya nggak suka musik. Aku dipaksa belajar piano klasik, latihan setiap hari, ikut lomba, dan semuanya terasa kayak tekanan, bukan kebahagiaan. Tapi semuanya berubah ketika ayahku mulai ngenalin aku ke musik lain—bukan hanya piano klasik atau seriosa, tapi juga pop, R&B, ballad, dan genre lain. Dari situ aku mulai penasaran dan akhirnya jatuh cinta sama musik,” ujarnya.




