Prabowo Subianto Presiden RI meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi perhatian khusus pada penguatan sistem peringatan dini di wilayah dengan potensi curah hujan tinggi menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Langkah ini dinilai penting untuk meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat.
Permintaan tersebut disampaikan Presiden sebelum meninjau posko pengungsi di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada Sabtu (13/12/2025).
Prasetyo Hadi Menteri Sekretaris Negara mengatakan, Prabowo menekankan agar informasi peringatan dini disampaikan secara jelas dan tepat waktu kepada masyarakat.
“Beliau (presiden) minta untuk terus diperhatikan, termasuk peringatan dini dari BMKG untuk beberapa daerah yang mungkin di Natal dan Tahun Baru ini akan mengalami peningkatan curah hujan untuk juga menjadi perhatian,” ujar Prasetyo dilansir dari Antara.
Selain aspek kebencanaan dan infrastruktur, Prabowo juga meminta agar stabilitas ketersediaan barang kebutuhan pokok dan bahan makanan tetap terjaga di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat selama perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Termasuk ketersediaan bahan-bahan pokok dan bahan makanan diminta untuk dijaga kestabilannya di tengah masyarakat yang akan merayakan Natal dan Tahun Baru,” terang Prasetyo Hadi.
Prasetyo juga mengatakan bahwa Prabowo memanfaatkan waktu bersama para menteri yang mendampinginya di Langkat, untuk memastikan penanganan bencana dapat dilakukan secara optimal.
Prabowo juga menekankan pentingnya kesiapan fasilitas umum, mengingat periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 sudah dekat.
Selain itu, dia juga meminta jaminan ketersediaan bahan bakar di seluruh wilayah Indonesia serta kelancaran telekomunikasi dan komunikasi selama periode libur panjang.
“Jadi beliau juga ingin memastikan ini sudah minggu kedua menjelang Natal dan Tahun Baru, semua fasilitas-fasilitas umum, beliau ingin memastikan kemudian ketersediaan bahan bakar di seluruh wilayah Indonesia kemudian masalah telekomunikasi, komunikasi,” imbuh Prasetyo. (ant/saf/faz)




