Bisnis.com, JAKARTA—Emiten perunggasan PT Janu Putra Sejahtera Tbk. (AYAM) mengalokasikan belanja modal (capex) Rp130 miliar pada 2026 seiring dengan ekspansi bisnis ayam petelur hingga pembibitan.
Direktur Utama AYAM Sri Mulyani menjelaskan manajemen telah menetapkan arah strategis yang prospektif pada 2026, berfokus pada penguatan unit bisnis layer komersial (ayam petelur) dan ekspansi kapasitas breeding (pembibitan).
Strategi ini didukung penuh oleh momentum kebijakan pemerintah, terutama melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diproyeksikan akan mendongkrak permintaan protein hewani nasional.
“Pergeseran fokus ini dilakukan untuk menangkap unit usaha yang dinilai lebih stabil dan berpotensi memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan perusahaan,” paparnya dalam siaran pers, Sabtu (13/12/2025).
Sri Mulyani menegaskan komitmen perusahaan untuk memanfaatkan potensi besar di sektor layer komersial. Hal itu mengingat kontribusinya yang stabil dan kebutuhan telur nasional yang terus meningkat.
Perseroan merencanakan alokasi belanja modal (capex) sekitar Rp130 miliar pada 2026. Anggaran tersebut akan diarahkan terutama untuk pengembangan unit layer komersial dan peningkatan kapasitas pembibitan.
Baca Juga
- Emiten RI Masuk Daftar Saham Pilihan JP Morgan di Asean hingga Januari 2026
- Peternak Pastikan Stok Aman untuk Dukung Swasembada Telur-Daging Ayam
- Gerak Saham Emiten Ayam (CPIN, JPFA Cs) Kala Danantara Bersiap Investasi Rp20 Triliun
Rencana pembangunan hatchery (penetasan) akan direalisasikan di Kulonprogo, DI Yogyakarta, pada tahun depan untuk mendukung breeding dan grand parent stock (GPS). Dengan hatchery sendiri, AYAM berharap dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi untuk DOC final stock dan parent stock.
REKOMENDASI SAHAMPengamat pasar modal sekaligus Direktur International Federation of Technical Analyst (IFTA) Indrawijaya Rangkuti mengatakan, secara teknikal saham AYAM mulai masuk pembelian besar di awal November 2025, setelah akhir Oktober mengalami penjualan yang cukup signifikan. Support saham AYAM ada di level 268—310, dengan resistance di level 436—615, yang menjadi target kuartal I/2026.
Per Jumat (12/12/2025), saham AYAM berada di level Rp390. Secara year to date (YtD), harga sudah naik sekitar 195%.
Sementara itu, secara fundamental riset dari NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebut ke depannya, AYAM akan fokus pada efisiensi pakan dengan menjalin joint venture dan kolaborasi jangka panjang.
Perusahaan juga menargetkan lebih banyak kolaborasi untuk efisiensi operasional yang lebih tinggi karena memiliki rekam jejak yang solid. Misalnya JV dengan perusahaan Eropa De Heus Indonesia untuk membentuk kandang grand parent stock (GPS) berteknologi canggih.
AYAM berada pada posisi strategis untuk memanfaatkan momentum saat ini karena merupakan salah satu produsen unggas utama yang dimiliki secara lokal. Status kepemilikan lokalnya berarti mendapatkan keuntungan dalam menangkap pangsa yang cukup besar dari kontrak pemerintah dan yang terkait dengan pemerintah.
“MBG diantisipasi akan melayani 82,9 juta penerima dengan unggas dan telur menjadi komponen kunci dalam menu mereka,” papar riset.
Sinarmas Sekuritas menyatakan bahwa integrasi end-to-end (dari pembibitan hingga distribusi daging olahan) memungkinkan pasokan DOC yang stabil, efisiensi biaya yang lebih baik, dan jaminan kualitas yang ditingkatkan di setiap tahap produksi. Kerangka kerja ini mendasari posisi kompetitif AYAM dalam lanskap unggas Indonesia yang terfragmentasi.
"Dengan MBG yang sepenuhnya diluncurkan, rencana ekspansi 323 fasilitas unggas secara nasional, dukungan dari program investasi skala besar, dan pola konsumsi yang meningkat, sektor unggas Indonesia diposisikan untuk pertumbuhan berkelanjutan. Model terintegrasi AYAM dan jejak strategis di Jawa menempatkan perusahaan pada posisi yang menguntungkan untuk menangkap permintaan," tulis riset Sinarmas Sekuritas.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.




