Dengan telaten, tangan halus Julia (25) memijat tubuh pelanggan. Mula-mula ia mengolesi tangannya dengan minyak zaitun untuk pelicin sehingga memudahkan pijatannya.
Ia memijit mulai dari telapak kaki, lalu naik ke badan dan kepala. Aroma melati pada essential oil membuat pelanggannya semakin rileks dan nyaman.
Itulah keseharian Julia, perempuan Gen Z yang berprofesi sebagai tukang pijat. Ia baru memulai profesi ini sejak 2 bulan lalu.
"Aku pijit dari bulan Oktober, sampai sekarang 2 bulanan ya," kata Julia saat ditemui di kediamannya, Jumat (13/12).
Bakat memijatnya baru ia sadari sejak ia menempuh pendidikan di pondok pesantren. Pada saat itu, kata dia, istri dari pemilik pesantren meminta Julia untuk memijatnya.
"Dulu teh kan saya pesantren di daerah Cililin, Cijenuk. Nah terus kemudian Bi Nyai (istri kiyai) nyuruh saya buat pijit. Nah dari situ mulai sering pijit," ujar Julia.
Sempat Kerja Sebagai Host LiveSetelah lulus dari pesantren, Julia tinggal bersama tantenya karena orang tuanya telah berpisah sejak ia usia 13 bulan.
Sebelum memulai kariernya sebagai tukang pijat, Julia bekerja sebagai host live streaming pada akun niaga daring. Pada pekerjaan itu, dalam sehari ia bekerja selama 8 jam dengan gaji Rp 60.000.
"Pesantren teh dari mulai 1 SD sampai SMA. Kemudian di 2020 aku pindah ke Cihampelas ikut sama tante sama om. Nah di Cihampelas aku enggak kerja mijit, soalnya jadi host live," ucap dia.
Pada Juli 2025, Julia berpindah tempat tinggal ke rumah sang bibi yang sudah ia anggap sebagai ibu di Kota Cimahi. Setelah berpindah, ia sempat bingung mencari pekerjaan.
Ia juga pernah melamar kerja ke pabrik, tetapi tak pernah lolos. Kendala lainnya juga karena penyakit asma yang diderutanya menghambatnya bekerja di tempat berdebu dan ruangan ber-AC.
"Aku punya riwayat asma, jadi gak cocok kerja di pabrik, nggak cocok kerja ber AC," katanya.
"Bingung di situ teh aku cari kerja apa," katanya melanjutkan.
Iseng Promosi Jasa Pijat di Medsos Berujung ViralDi tengah kebingungan itu, terbesit di pikirannya tentang keahliannya dalam memijat. Ia sempat berencana mencetak selebaran untuk promosi jasa pijatnya ke tetangga sekitar.
Namun, Julia tidak memiliki uang untuk mencetak selebaran itu. Akhirnya, ia meminta tetangganya untuk mempromosikannya melalui status WhatsApp (WA). Melalui promosi itu, datanglah pelanggan pertama.
"Aku minta tolong ke si ibunya 'Bu tolong dong aku bisa pijit nih, tolong dong iklanin aku di WA-nya'. Terus ada WA masuk orang Rancabentang Itu customer pertama," ungkap Julia.
Julia kemudian mencoba mempromosikan jasa pijatnya melalui media sosial TikTok. Tak lama, unggahannya mendapat perhatian dari publik hingga ia mendapat pesan lebih dari 100 orang dalam sehari.
"Yang DM (direct message) banyak sampai sehari ada mungkin 100 orang," ujarnya.
Jumlah pengikut media sosialnya pun naik drastis. Awalnya ia memiliki 200 pengikut di TikTok, saat ini pengikutnya telah mencapai lebih dari 1.000.
"Buka tiktok lagi, wah iya ternyata makin naik followers-nya (pengikutnya)," kata Julia.
Pijat 5 Orang Sehari, Raup Pendapatan Rp 10 Juta SebulanJulia dulu bercita-cita sebagai koki, fotografer, bahkan ingin sekolah kebidanan, tetapi tidak mendapat restu dari orang tuanya. Kini, memijat telah menjadi mata pencaharian utamanya.
Dalam sehari, Julia memijat 5-6 orang dengan biaya Rp 100.000 per jam. Tak jarang, ia juga mendapat panggilan untuk memijat bayi.
"Sehari paling banyak 5 atau 6 orang," ujar Julia yang hanya melayani jasa pijak khusus untuk perempuan saja.
Jika ditotal, selama sebulan Julia bisa meraup Rp 10 juta. Penghasilan ini ia gunakan untuk biaya sehari-hari, orang tua, dan tabungan masa depan.
"Mungkin kurang lebih Rp 10 juta sebulan," kata dia.
"Aku lebih ngasih ke orang tua, terus ditabung beli keperluan aku, terus buat makan juga," lanjutnya.
Julia berpesan kepada sesama anak muda untuk membuang rasa gengsi dalam bekerja. Ia berpesan kepada anak muda untuk tidak menyerah dalam keadaan apa pun.
"Jangan gengsi pokoknya selagi itu halal, selagi pekerjaan itu halal, terus bisa menuhi kebutuhan kita sehari-hari, gas terus aja. Jangan menyerah, kalau capek istirahat dulu, nanti mulai lagi," ucap Julia.



