JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias 2005-2009, Sudirman Said merasa tahu betul apa yang dirasakan oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem saat ini.
Baginya, Mualem seperti berjalan sendirian karena pemerintah pusat tidak segera menetapkan bencana ekologis di Sumatera berstatus bencana nasional. Padahal, kerusakan yang dialami Aceh lebih parah ketimbang saat peristiwa tsunami 2004.
“Tsunami itu menyapu garis pantai, mungkin jaraknya 1 kilometer paling jauh, kemudian tsunaminya pergi kan. Jadi memang luluh lantah, tapi habis itu bisa segera ditata,” ujar Sudirman dalam podcast Gaspol! dalam YouTube Kompas.com, Sabtu (13/12/2025).
Baca juga: Mensos Pastikan Kebutuhan Logistik Pengungsi Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Sementara, lanjut dia, saat ini situasinya berbeda. Banyak sekali wilayah di Aceh yang terdampak oleh banjir bandang. Berbagai rumah warga ambruk, dipenuhi lumpur, hingga akses terputus.
“Sekarang ini kan tidak (bisa segera ditata). Sudahlah jumlah yang terkena jauh melampaui wilayah yang terkena tsunami, airnya terus tergenang di situ, sekarang lumpur di mana-mana,” tutur Sudirman.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Aceh, banjir aceh, Muzakir Manaf, Gubernur Aceh, gaspol, Mualem, muzakir manaf aceh, Gaspol Hari Ini, banjir sumatera, bencana sumatera, Penanganan banjir sumatera&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xMy8xOTE5NTc3MS9nYXNwb2wtaGFyaS1pbmktYmViYW4tYmVyYXQtYWNlaC1tdWFsZW0tc2VwZXJ0aS1iZXJqYWxhbi1zZW5kaXJpYW4=&q=Gaspol Hari Ini: Beban Berat Aceh, Mualem Seperti Berjalan Sendirian §ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `“Jadi saya bisa membayangkan betapa beratnya beban beliau (Mualem). Jadi seperti orang yang, saya dibiarkan sendiri,” sambung dia.
Baca juga: SBY Kenang Tangani Tsunami Aceh, Pontang-panting Hari Demi Hari untuk Selamatkan Rakyat
Lebih lanjut, ia membandingkan penanganan tsunami Aceh 2004 yang dilakukan oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla.
Sudirman menceritakan, saat itu SBY memerintahkan salah satu menterinya untuk berkantor dalam waktu cukup lama di Aceh. Langkah itu diambil supaya masyarakat dan pemerintah Aceh merasa tak sendirian pasca tsunami melanda.
Kala itu, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Alwi Shihab diminta memimpin tim darurat bencana dan selama berbulan-bulan tinggal di Aceh untuk bekerja.
Baca juga: Permintaan Maaf dan Janji Prabowo Saat Temui Pengungsi di Aceh...
Sudirman lantas menyayangkan sikap pemerintah yang saat ini tidak melakukan hal serupa. Ia menyoroti kehadiran para menteri hanya berkunjung atau membersamai kedatangan Presiden Prabowo Subianto. Setelah itu, para menteri kembali ke Jakarta.
“Jadi (para menteri) datang dengan rombongan Presiden. Mungkin juga sebagian datang duluan, begitu presiden pergi, semuanya pulang,” imbuh Sudirman.
Simak obrolan selengkapnya dalam podcast Gaspol! Tayang premier malam ini pukul 20:00 WIB.
Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini




