FAJAR, SEMARANG — Gelombang eksodus pemain Persela Lamongan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Terbaru, Otavio Dutra, eks bek naturalisasi Timnas Indonesia asal Brasil, resmi berpamitan dari klub berjuluk Laskar Joko Tingkir. Kepergian pemain sarat pengalaman ini semakin memperkuat sinyal adanya pergeseran kekuatan di level kompetisi nasional, dengan PSIS Semarang disebut sebagai destinasi utama para mantan penggawa Persela.
Dutra dikabarkan menyampaikan salam perpisahan kepada rekan setim dan jajaran manajemen Persela pada Sabtu malam (13/12/2025). Langkah ini menambah panjang daftar pemain yang meninggalkan Lamongan dalam waktu singkat, sekaligus memicu tanda tanya besar soal arah masa depan klub kebanggaan masyarakat Lamongan tersebut.
PSIS Jadi Magnet Eks Pemain Persela
Rumor kepindahan Otavio Dutra ke PSIS Semarang pun kian menguat. Bek berusia 41 tahun itu disebut tinggal menunggu waktu untuk menyusul rekan-rekannya yang lebih dulu merapat ke Laskar Mahesa Jenar.
Hingga kini, PSIS sudah resmi memperkenalkan dua eks pemain Persela, yakni gelandang Ocvian Chanigio dan winger Wawan Febriyanto. Keduanya meninggalkan Lamongan dan langsung menjadi bagian dari proyek besar PSIS untuk bangkit dari keterpurukan.
Perpindahan ini bukan sekadar kebetulan. Ada benang merah kuat yang menghubungkan arus eks Persela ke PSIS, yakni perubahan besar di level manajemen klub Semarang tersebut.
Peran Sentral Manajemen Baru PSIS
Nama Nova Datu, istri eks CEO Persela Lamongan Faris Julinar, menjadi figur kunci di balik dinamika ini. Nova kini menjabat sebagai CEO PSIS Semarang setelah klub tersebut resmi diambil alih dari keluarga Sukawi.
Dengan kepemilikan saham mayoritas, Nova Datu membawa pendekatan manajerial baru yang agresif dan pragmatis. Targetnya jelas: membenahi PSIS dari dasar dan membawa klub kembali ke Super League secepat mungkin.
Kondisi PSIS memang sedang jauh dari ideal. Laskar Mahesa Jenar kini terpuruk di dasar klasemen grup timur Pegadaian Championship 2025/26, situasi yang memaksa manajemen melakukan perombakan besar-besaran.
Rumor Rekrutmen Massal: Hingga 10 Pemain
Di tengah kebutuhan mendesak akan kebangkitan, muncul rumor bahwa PSIS tak sekadar merekrut dua atau tiga pemain, melainkan membidik tujuh hingga sepuluh eks pemain Persela sekaligus.
Selain Otavio Dutra, dua nama besar lain yang juga eks pemain naturalisasi Timnas Indonesia ikut mencuat: Alberto “Beto” Goncalves dan Esteban Vizcarra. Keduanya dikabarkan telah berpamitan dengan manajemen Persela dan rekan setim, menandakan kepindahan hanya tinggal menunggu pengumuman resmi.
Jika skenario ini terwujud, PSIS akan menjelma menjadi “rumah baru” bagi para veteran bermental juara, pemain-pemain yang terbiasa dengan tekanan, target besar, dan atmosfer kompetitif.
Strategi Bangun Mental Juara
Langkah PSIS merekrut pemain-pemain berpengalaman tak bisa dilepaskan dari kebutuhan membangun mental bertarung di ruang ganti. Dalam kompetisi seketat Championship, kualitas teknis saja tak cukup. Dibutuhkan figur-figur yang mampu memimpin di lapangan dan menjaga stabilitas tim di momen krusial.
Otavio Dutra dikenal sebagai bek dengan kepemimpinan kuat, sementara Beto Goncalves dan Vizcarra punya naluri mencetak gol dan pengalaman panjang di level tertinggi sepak bola Indonesia. Kombinasi ini bisa menjadi fondasi penting dalam proyek promosi PSIS.
Persela Lamongan di Persimpangan Jalan
Di sisi lain, fenomena ini mempertegas dampak besar perubahan internal Persela Lamongan. Ketidakpastian manajemen dan arah klub membuat para pemain memilih mencari stabilitas dan kepastian karier di tempat lain.
Persela kini dihadapkan pada tantangan berat: membangun ulang skuad hampir dari nol di tengah tekanan suporter dan ekspektasi historis sebagai klub tradisional Indonesia.
Hengkangnya pemain-pemain kunci dalam jumlah besar jelas menjadi pukulan telak, sekaligus alarm bahwa restrukturisasi menyeluruh tak bisa lagi ditunda.
Menanti Kepastian, Menakar Ambisi
Dengan situasi yang terus berkembang, publik sepak bola nasional kini menanti kepastian langkah Otavio Dutra, serta potensi gelombang lanjutan eks pemain Persela yang memilih hijrah ke Semarang.
Jika seluruh kepingan ini benar-benar terwujud, PSIS Semarang bukan hanya sedang membangun tim, melainkan melakukan revolusi skuad—sebuah pertaruhan besar demi satu tujuan: kembali ke Super League dengan identitas tim yang matang, berpengalaman, dan bermental juara.
Musim ini bisa menjadi titik balik. Atau justru awal dari cerita baru yang menentukan peta kekuatan sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5443178/original/077959000_1765629641-Potret_Ammar_Zoni.jpeg)