Jakarta, tvOnenews.com - Insiden enam anggota Polri yang melakukan pengeroyokan terhadap dua mata elang hingga tewas di kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan turut mneyita perhatian publik.
Organisasi masyarakat (Ormas) Persaudaraan Timur Raya (Petir) secara resmi menyatakan sikap tegas untuk menghormati penuh proses hukum yang tengah berjalan di Polda Metro Jaya terkait insiden tersebut.
Ormas Petir turut menyerukan kepada seluruh anggotanya untuk tetap satu komando, tenang, dan tidak terprovokasi oleh narasi liar yang beredar.
Ketua Umum Petir, E. Alex Kadju menegaskan kepada seluruh anggotanya agar tak terpancing emosi akibat percakapan atau isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan di media sosial.
Menurut Alex, respons reaktif hanya akan merugikan kepentingan bersama.
Ia memastikan bahwa penanganan kasus tersebut telah diambil alih secara serius oleh pihak berwajib dan dikawal langsung oleh jajaran intelijen Polda Metro Jaya.
"Seluruh anggota jangan lagi terpengaruh isu, narasi liar, atau percakapan di media sosial yang berpotensi merugikan bersama. Persoalan ini telah ditangani serius. Semua yang terjadi sudah menjadi jalan dan takdir Tuhan, maka saya meminta semua pihak tetap tenang dan solid," kata Alex, Jakarta, Sabtu (13/12/2025).
Alex mengaku sikap menahan diri ini tidak lepas dari kehadiran sosok sentral seorang perwira tinggi Polri sekaligus putra asli Indonesia Timur yang dinilai mampu menjadi jembatan komunikasi, serta menyejukkan akar rumput yakni Brigjen Pol. Audie Latuheru
Sebab, kata Alex, Audie berhasil meredam potensi gejolak massa dalam kasus ini dengan intervensi secara langsung.
"Bagi keluarga besar masyarakat Indonesia Timur, Audie bukan sekadar aparat penegak hukum, melainkan sosok 'Kakak' dan representasi kebanggaan putra daerah," ungkapnya.
Di sisi lain, Tokoh Pemuda Jalarta Barat, Umar Abdul Aziz, mengatakan kehadiran Audie menjadi garansi bagi mereka untuk tidak turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi.
Menuutnya kepercayaan penuh diberikan kepada penyidik justru karena adanya sosok dari Audie Latuheru.
"Kami sangat menghormati proses hukum yang sudah ditangani pihak kepolisian. Lebih dari itu, kami menghormati putra daerah, kakak kami, Brigjen Pol. Audie Latuheru. Beliau adalah putra asli Timur," ujar Umar.


