TINGKAT produktivitas tenaga kerja Indonesia masih menjadi tantangan besar di tengah pesatnya transformasi digital dan meningkatnya persaingan global.
Data Asian Productivity Organization (APO) menunjukkan bahwa angka produktivitas tenaga kerja Indonesia belum mampu mengejar rata-rata negara ASEAN, sehingga perlu langkah kolektif dan terukur untuk mempercepat peningkatan daya saing nasional.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menegaskan bahwa percepatan produktivitas nasional membutuhkan keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan pemerintah, industri, akademisi, profesi, dan generasi muda.
"Banyak penelitian menunjukkan bahwa Gross Domestic Product (GDP) berkaitan erat dengan tingkat produktivitas. Jika kita sepakat dengan hal itu, maka salah satu strategi paling efektif untuk meningkatkan GDP adalah melalui upaya sistematis dalam peningkatan produktivitas nasional," kata Yassierli dalam keterangannya, Sabtu (13/12).
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ilham Akbar Habibie, turut menekankan pentingnya reindustrialisasi sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, reindustrialisasi berarti menata ulang dan mempercepat transformasi industri agar produktivitas meningkat melalui perbaikan proses, teknologi, serta penguatan kapabilitas manufaktur.
"Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, kita tidak boleh hanya menjadi pasar. Kita harus menjadi produsen, menciptakan nilai tambah, dan membangun rantai pasok yang tangguh. Daya saing meningkat melalui kualitas dan efisiensi biaya,” jelasnya.
Diketahui, acara Productivity Goes To Campus mempertemukan ratusan insinyur, akademisi, dan pelaku industri dari berbagai sektor. Rangkaian kegiatan mencakup Productivity Workshop, Research Paper Awards, Productivity Champion, hingga Soft Skills Training, yang dirancang untuk mengasah kompetensi teknis dan non-teknis generasi muda serta mendorong riset terapan di bidang produktivitas.
Acara ini diinisiasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Badan Keahlian Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia.
Ketua Badan Keahlian Teknik Industri PII, Wiza Hidayat, menekankan pentingnya memperluas pemahaman publik mengenai produktivitas.
"Produktivitas bukan hanya soal menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input sekecil-kecilnya. Lebih dari itu, produktivitas mencakup kebermanfaatan, nilai, dan tujuan baik yang ingin kita capai,” ujarnya.
Sebagai forum kolaboratif lintas sektor, Productivity Goes To Campus 2025 menjadi langkah konkret dalam memperkuat jejaring strategis antara pemerintah, akademisi, profesi, dan industri untuk meningkatkan daya saing nasional dan mempercepat terwujudnya Indonesia Emas 2045. (H-2)




