Saat Masyarakat Lumajang Rasakan Dampak Positif Program MBG

kumparan.com
5 jam lalu
Cover Berita

Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengatakan warganya telah merasakan manfaat dari penerapan program Makan Bergizi (MBG). Manfaat itu tak hanya dirasakan siswa sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita penerima MBG, tapi juga warga yang menjadi tenaga kerja di SPPG.

“Wah, enak saiki bunda.Wuu, aku saiki wis entuk kerjoan, ngupas bawang saja 100 ribu, Begitu, Bu. Betapa bahagianya. Saya itu, gimana, ya, saya kasihan, tapi juga senang," kata Indah dalam acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG, Serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG, di Ballroom Aston Inn, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (13/12).

"Karena itu, jangan khianati program ini. Saya minta tolong, jangan khianati. Ini program yang bagus. Ini program yang mulia. Belum lagi tukang jual tempe, tukang jual tahu, yang biasanya laku, yaa berapa, sekarang sudah banyak," sambungnya.

Saat ini, Kabupaten Lumajang mendapat kuota pembangunan 93 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dari kuota itu, 40 SPPG telah terisi. Namun, dari 40 SPPG ini, baru 33 SPPG yang sudah mulai beroperasi.

Dari 33 SPPG itu, baru 7 SPPG yang telah memiliki SLHS (Sertifikan Laik Higiene Sanitasi), sementara 39 SPPG sudah memiliki sertifikat uji air, pelatihan penjaman makanan sebanyak 40 SPPG dan 12 SPPG sudah memiliki chef berpengalaman.

Menanggapi pengakuan Bupati Lumajang, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang, merasa sangat bersyukur. Sebab, saat ini banyak yang menyuarakan agar program MBG dihentikan dulu dengan berbagai alasan.

“Tapi banyak orang tidak mendengar apa yang disampaikan Ibu Bupati Lumajang, betapa dampak luar biasanya program MBG ini,” kata Nanik.

Nanik mengatakan, saat ini banyak orang menyerang bahwa program MBG adalah proyek orang partai, proyek pejabat, proyek rekanan partai. Para mitra pun dituding berkolusi dengan Presiden. Padahal Presiden tidak tahu siapa mereka.

“Mereka melihat ini hanya pembagian kue, tapi tidak melihat multiplier effect yang diciptakan. Mereka akan melihat nanti enam bulan lagi mungkin, setelah semua, berapa pertumbuhan yang akan terjadi di Indonesia dari dampak dari makan bergizi gratis,” ujarnya.

Ia menyebut, Presiden Prabowo Subianto merancang Program MBG tidak hanya bertujuan untuk memberi makan kepada para anak sekolah, tapi juga untuk menumbuhkan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan memacu pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat dari bawah.

Oleh karena itu, kata dia, jika Program MBG berjalan dengan baik, pemerintah optimis, pertumbuhan ekonomi akan mencapai 7 hingga 8 persen.

Nanik lalu menceritakan pertemuannya dengan Yayasan Rockefeller tahun lalu ketika program MBG disusun. Saat itu, dalam paparannya di rumah Presiden Prabowo di Hambalang, Yayasan Rockefeller mengatakan bahwa multiplier effect dari pertumbuhan ekonomi di bawah seperti pada penerapan program MBG bisa mencapai 75 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi yang luar biasa akan terjadi.

“Ibu sudahlah merem saja. Nggak usah ngomong 75 kali, 10 kali saya nanti putarannya 10 Triliun di Lumajang ini, Bu. Luar biasa,” kata Nanik.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mendikdasmen apresiasi Gubernur Malut sukseskan program digitalisasi
• 4 jam laluantaranews.com
thumb
Ketok Palu Perda Riset, DPRD Minta Pemda DIY Perbanyak Penelitian untuk Kebijakan Strategis
• 8 jam lalurepublika.co.id
thumb
Video: Adik Dinar Candy Laporkan Resbob usai Hina Suku Sunda
• 4 jam laluinsertlive.com
thumb
Iuran BPJS Kesehatan dan Sertifikat Tanah Digratiskan buat Korban Banjir Sumatera
• 4 jam lalukompas.com
thumb
Terpopuler: EV Mini Rp100 Jutaan, Aturan Baru Mobil China, dan Stok Mobil Akhir Tahun
• 5 jam laluviva.co.id
Berhasil disimpan.