Penulis: Fityan
TVRINews - Sumatra
DataTerbaru: 1.006 Jiwa Meninggal, Presiden Tinjau Lokasi Bencana, Infrastruktur Rusak Parah
Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra, Indonesia, terus meningkat drastis. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga Sabtu 13 Desember malam, sedikitnya 1.006 orang telah meninggal dunia.
Tragedi ini melanda tiga provinsi utama: Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Data yang diperbarui oleh Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB menunjukkan bahwa Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan jumlah korban terdampak terbanyak.
“Rekapitulasi terdampak bencana, meninggal dunia 1.006 jiwa,” sebut keterangan resmi Pusdatin BNPB, Minggu 14 Desember , mengonfirmasi tingginya angka kematian dalam bencana alam ini.
Selain korban Meninggal, BNPB juga mencatat 217 orang masih dinyatakan hilang, sementara sekitar 5.400 orang mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Skala kerusakan infrastruktur juga sangat besar. Fasilitas publik yang rusak mencapai sedikitnya 1.200 unit, termasuk 434 rumah ibadah, 581 fasilitas pendidikan, dan 145 jembatan yang krusial bagi konektivitas lokal.
Kunjungan Presiden dan Penanganan Darurat
Di tengah upaya penanganan darurat, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah melakukan kunjungan langsung ke wilayah-wilayah terdampak parah, termasuk Aceh Tamiang, Takengon, dan Bener Meriah di Aceh dan Sumatra Utara, selama dua hari penuh, Jumat dan Sabtu 12 – 13 Desember 2025.
Dalam kunjungannya, Presiden Prabowo menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat upaya pemulihan pascabencana dan memastikan bantuan darurat tersalurkan. Kepala Negara menekankan bahwa pelayanan terhadap hampir 900.000 pengungsi harus berjalan optimal, terutama untuk kebutuhan dasar seperti pangan dan layanan kesehatan.
“Memang ada keterlambatan di beberapa tempat, tapi saya cek ke lokasi pengungsian, kondisi mereka baik, pelayanan berjalan, dan suplai pangan cukup,” kata Presiden, mengakui adanya tantangan logistik di lapangan akibat medan yang berat dan kondisi alam.
Kendala Akses dan Pemulihan Jaringan
Upaya pembukaan akses jalan yang sempat terputus menjadi prioritas utama. Presiden meninjau langsung wilayah-wilayah yang terisolasi seperti Takengon dan Bener Meriah.
“Di daerah yang paling terisolasi kita kerja keras membuka jalan. Untuk Bener Meriah, jembatan sudah mulai berfungsi,” ujar Presiden Prabowo.
Ia menambahkan bahwa jalur vital menuju Aceh Tamiang kini sudah kembali tersambung, yang sangat membantu kelancaran distribusi bantuan logistik. Presiden menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh petugas penanganan bencana atas kerja keras mereka yang luar biasa.
Meskipun demikian, pemulihan jaringan listrik masih menghadapi hambatan karena banyak wilayah yang masih tergenang air. Pemerintah menargetkan pemulihan listrik dapat dilakukan secara bertahap dalam waktu sekitar satu pekan ke depan.
Data BNPB mencatat total pengungsi akibat bencana ini mencapai 894.501 jiwa, dengan konsentrasi terbesar berada di Aceh Tamiang (252.600 orang), Aceh Timur (238.500 orang), dan Aceh Utara (153.500 orang).
Menutup pernyataannya, Presiden menyampaikan dukungan bagi masyarakat terdampak dan memastikan langkah lanjutan telah disiapkan, termasuk pembangunan hunian dan pemulihan layanan pendidikan.
“Anak-anak harus tetap tabah dan semangat. Kita akan bergerak cepat agar mereka bisa segera kembali bersekolah,” tegasnya.
Editor: Redaktur TVRINews




