Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan Siklon Tropis Bakung yang saat ini berada di perairan Samudra Hindia, di sisi barat daya Provinsi Lampung. Sistem cuaca tersebut terbentuk dari bibit siklon 91S dan masih memengaruhi kondisi atmosfer di sejumlah wilayah Indonesia bagian barat.
BMKG mencatat, siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 60 knot atau sekitar 110 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 984 hektopascal. Meski demikian, BMKG memperkirakan kekuatan siklon akan berangsur melemah.
Dalam keterangan resminya, BMKG menyebutkan bahwa dalam 24 jam ke depan Siklon Tropis Bakung diprediksi bergerak ke arah barat daya dan menjauh dari wilayah Indonesia, dengan intensitas angin yang terus menurun meski masih berada pada kategori dua.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai dampak tidak langsung dari keberadaan siklon tersebut, yang diperkirakan berlangsung hingga 15 Desember 2025. Dampak tersebut meliputi peningkatan curah hujan, hembusan angin kencang, serta gelombang laut tinggi.
“hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Bengkulu dan Lampung, sementara angin kencang diprakirakan melanda wilayah Bengkulu,” tulis BMKG, Minggu (14/12/2025).
Sementara di sektor kelautan, gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di sejumlah perairan, antara lain Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, serta perairan dan Samudra Hindia selatan Banten.
Selain Siklon Tropis Bakung, BMKG juga memantau keberadaan bibit siklon tropis 93S yang terdeteksi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur sejak 11 Desember 2025. Bibit siklon ini memiliki kecepatan angin relatif lemah, sekitar 15 knot, dengan tekanan udara minimum 1008 hektopascal.
BMKG menilai peluang bibit siklon 93S berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan tergolong rendah. Meski demikian, sistem ini tetap berpotensi memicu hujan sedang hingga lebat di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, disertai angin kencang di Jawa Timur dan Bali.
Gelombang laut setinggi hingga 2,5 meter juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Pulau Sumba, termasuk perairan selatan Jawa Barat dan selatan Nusa Tenggara.
Sementara itu, bibit siklon tropis 92S yang sebelumnya terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu dipastikan telah melemah dan tidak lagi berkembang. BMKG menyatakan sistem tersebut telah bergabung dengan Siklon Tropis Bakung dan dinyatakan punah.
BMKG mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan pengguna transportasi laut, untuk terus memperbarui informasi cuaca serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayah masing-masing.
Editor: Redaktur TVRINews




