Jasindo Syariah Sebut SBSN dan Sukuk Korporasi Jadi Jangkar Utama Portofolio Investasi 2026

bisnis.com
11 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum syariah PT Asuransi Jasindo Syariah menegaskan pada 2026 pihaknya memilih instrumen investasi yang sudah terbukti memberikan stabilitas, teruji, dan adaptif terhadap perubahan pasar.

Sekretaris Perusahaan Jasindo Syariah, Wahyudi menuturkan bahwa instrumen yang dimaksud seperti Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara dan Sukuk Korporasi dengan kualitas kredit yang baik. 

“Instrumen-instrumen ini memberikan kombinasi yang nyaman antara keamanan, kepatuhan syariah, dan kestabilan imbal hasil, sesuatu yang sangat kami prioritaskan dalam mengelola dana peserta,” katanya kepada Bisnis, dikutip Minggu (14/12/2025).

Di saat yang sama, imbuhnya, perusahaan juga tetap mempertahankan penempatan yang terukur pada deposito syariah dan reksa dana pasar uang syariah, sebagai instrumen likuid yang bisa diandalkan.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Menurut dia, instrumen ini dapat membantu perusahaan menjaga kelancaran arus kas dan memberikan ruang untuk merespons dinamika pasar dengan lebih fleksibel, serta kebutuhan peserta untuk menjaga keseimbangan antara risiko, likuiditas, dan kepatuhan syariah. 

“Kami selalu berusaha melihat gambaran besar, bagaimana instrumen ini mendukung stabilitas bisnis, bagaimana ini membantu mengelola kewajiban jangka pendek dan panjang, serta bagaimana kontribusinya terhadap kesinambungan kinerja perusahaan secara keseluruhan,” kata Wahyudi.

Bagi Jasindo Syariah, imbuhnya, portofolio investasi selama ini menjadi salah satu pilar penting yang menopang kinerja perusahaan. Pasalnya, hasil investasi memberikan kontribusi stabil yang membantu menjaga kesehatan keuangan dan mendukung keberlanjutan operasional perusahaan.

Sebab itu, dalam menentukan prioritas instrumen investasi, perusahaan selalu memperhatikan fondasi yang paling penting yakni kepatuhan terhadap prinsip syariah. Setelah aspek ini terpenuhi, pertimbangan berikutnya adalah tingkat risiko. 

“Karena itu, instrumen seperti SBSN dan sukuk berkualitas tinggi sering menjadi favorit, karena menawarkan keseimbangan yang baik antara keamanan dan imbal hasil,” tuturnya.

Wahyudi menekankan bahwa instrumen dengan volatilitas rendah dan pola imbal hasil yang lebih terukur biasanya menjadi prioritas lantaran bisa mendukung kewajiban perusahaan secara berkelanjutan.

“Secara keseluruhan, pendekatan kami adalah menemukan titik keseimbangan antara keamanan, kepatuhan syariah, kestabilan return, dan likuiditas, semuanya disusun dalam kerangka manajemen risiko yang disiplin,” ujarnya.

Sebagai informasi, OJK menyampaikan sampai dengan Oktober 2025 hasil investasi perusahaan asuransi dan reasuransi syariah mencapai Rp2,73 triliun atau 13,8% dari rata-rata investasi tahun 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono membeberkan portofolio investasi perusahaan asuransi dan reasuransi syariah didominasi oleh SBSN yang mencapai 43,0%.

“Diikuti oleh saham sebesar 19,2%, deposito sebesar 16,6%, reksa dana sebesar 12,1%, dan sukuk korporasi sebesar 8,8%,” katanya dalam lembar jawaban RDK Oktober 2025, dikutip pada Jumat (5/12/2025).

Baca Juga : Jasindo Syariah Beberkan Tantangan yang Bikin Premi Asuransi Kontraksi

Praktisi asuransi syariah Erwin Noekman berpendapat SBSN menjadi instrumen investasi yang masih menjadi andalan penghasil cuan bagi industri asuransi. 

“Tidak bisa dimungkiri, imbal hasil SBSN masih yang paling attractive dan relatif secured, sehingga untuk kepastian long-term investment masih menjadi andalan penghasil cuan,” ujarnya.

Dia melanjutkan, hal ini berbeda dengan instrumen saham yang relatif lebih fluktuatif, sehingga jenis ini riskan dan rentan terhadap ketidakpastian kondisi makro ataupun politik.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Korlantas Polri Kirim Bantuan 1.500 Paket Sembako untuk Korban Bencana Sumatra
• 21 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Pakar Soroti Society 5.0, Tekankan Akses Digital yang Merata dan Lebih Manusiawi
• 7 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Titiek Soeharto Soroti Impor Bahan Baku Susu Capai 80 Persen
• 7 jam lalutvrinews.com
thumb
Kronologi Davina Karamoy Diisukan Jadi Selingkuhan Eks Menpora, Berawal dari Perceraian Dito Ariotedjo sampai Postingan Lawas Viral Lagi
• 16 jam lalugrid.id
thumb
Melihat Lahan Kolong Tol Becakayu yang Disulap Jadi Urban Farming
• 10 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.