Angkatan tahun ini mencerminkan keberagaman talenta Indonesia, dengan peserta yang berasal dari 69 kota. Program di Bali, yang merupakan akademi pertama di Indonesia yang terbuka untuk siswa internasional, bahkan menyambut peserta dari 12 negara lain, mendorong pertukaran budaya yang unik.
Dengan rentang usia dari 18 hingga 56 tahun, dan peningkatan jumlah peserta perempuan hingga 43%, Akademi ini terus membina generasi pengembang dan wirausahawan kelas dunia.
Sejak diluncurkan pada tahun 2018 melalui kemitraan dengan BINUS University, Universitas Ciputra, dan Infinite Learning, Apple Developer Academy telah membina hampir 3.000 pengembang.
Lulusan 10 bulan program ini dibekali dengan keterampilan komprehensif, mulai dari pemrograman, desain, pemasaran, hingga manajemen proyek, yang tercermin dari 95% alumni yang kini berkontribusi dalam peran bermakna di berbagai sektor, serta pendirian hampir 100 perusahaan rintisan teknologi.
Dalam momentum kelulusan ini, Apple juga mengumumkan komitmen untuk memperdalam investasinya di Indonesia. Akademi kelima akan dibuka di Thamrin, Jakarta. Selain itu, tiga Apple Developer Institute baru akan diluncurkan pada Maret 2026, masing-masing dengan fokus tingkat lanjut yang berbeda:
- Institute for Games Development (di Batam, bekerja sama dengan Infinite Learning)
- Institute for AI/ML (di Surabaya, bekerja sama dengan Universitas Ciputra)
- Institute for DevOps (di Tangerang, bekerja sama dengan S-Quantum Engine, Sinarmas Group)
Empat tim lulusan juga memamerkan proyek akhir mereka yang inovatif: Wikan, aplikasi penerjemah Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa untuk pelestarian budaya; SeaLens, sistem berbasis machine learning untuk menganalisis keanekaragaman hayati laut dan membantu penelitian konservasi; Bike Baik, sistem iPadOS berbasis IoT untuk perawatan prediktif bagi operator penyewaan motor; dan Hockey Home, aplikasi iPhone dan iPad untuk melatih kemampuan memegang stik hoki di luar arena es.
Selain itu, tim Oculab, lulusan dari Apple Developer Institute for Entrepreneurship, membagikan kisah sukses mereka. Oculab adalah aplikasi mobile berbasis AI yang mampu mempersingkat waktu deteksi tuberkulosis dari dua jam menjadi sekitar 10 menit.
Aplikasi ini kini tengah menjalani proses uji etik dan regulasi di Kementerian Kesehatan, menunjukkan dampak nyata para alumni dalam memecahkan tantangan kesehatan masyarakat. Investasi ini semakin memperkuat peran Akademi sebagai jalur talenta penting bagi ekonomi aplikasi iOS di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)





