Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Cipinang Melayu memanfaatkan lahan kosong di kolong tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) menjadi lokasi urban farming atau pertanian perkotaan.
Salah seorang petugas PPSU di RW 013 Kelurahan Cipinang Melayu, Agus Aang, mengungkapkan lahan di kolong tol Becakayu tersebut memang dulunya adalah kawasan kumuh yang tak terawat.
Untuk itulah, kata dia, muncul gagasan untuk memanfaatkan lahan tersebut menjadi urban farming. Para petugas PPSU pun bercocok tanam dan melakukan kegiatan pertanian di kawasan tersebut.
Agus menyebut, kegiatan urban farming itu mulai berjalan sejak 2019. Saat itu, pelaksanaannya dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya rumput liar hingga penghijauan di kolong tol Becakayu.
"2019 sudah berjalan. Awal mulanya kita kan instruksi, arahan dari pimpinan, ya, Pak Lurah, kan untuk menghijaukan. Untuk menghindari rumput-rumput liar, sampah liar, biar enggak kelihatan kumuh," kata Agus saat ditemui di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Minggu (14/12).
"Dulu kan sudah kayak hutan di sini, ya rumput liar, sampah liar. Ya pokoknya menghindari hal-hal yang nggak diinginkan lah. Jadi dijadiin lah pemanfaatan, jadilah urban farming," jelas dia.
Tak hanya itu, Agus menerangkan urban farming kini ternyata juga telah menjadi solusi ketahanan pangan bagi warga sekitar.
"Ya emang sudah programnya kemarin, kan, dari gubernur sebelumnya, ya, Pak Pj [Gubernur Jakarta], Pak Budi itu emang dihijaukan," ucap Agus.
"Ya intinya sih emang buat ketahanan pangan dan menghindari rumput-rumput liar," ungkap dia.
Dari lahan itu, kini tumbuh sejumlah tanaman yang dapat dimanfaatkan warga sekitar kawasan Cipinang Melayu. Tanaman itu di antaranya sawi, kangkung, cabai, jagung, tomat, hingga terong.
Dalam pelaksanaan program itu, kata Agus, PPSU berkolaborasi dengan PKK kelurahan, RW, hingga warga setempat.
"Kita kolaborasi bersama PKK Kelurahan, PKK, RW setempat, warga. Jadi hasilnya pun terarah," kata Agus.
"Jadi ya kita juga kan udah dirangkul sama Dinas KPKP, kita sudah diarahin bibitnya, ininya, itunya. Jadi, ya, intinya lama-lama ya kita buat ketahanan pangan lah," terang dia.
Agus mengungkapkan, hasil panen dari kegiatan urban farming di kawasan Cipinang Melayu itu kemudian disedekahkan hingga dijual. Salah satunya, saat di program Pasar Tumbuh yang digagas oleh Wali Kota Jakarta Timur.
"Kalau hasil kita ada yang buat sedekah ada, yang buat dijual ada. Tapi, intinya kita kan ada program, ya. Ada program seperti di Wali Kota itu kan ada Pasar Tumbuh. Ya kita harus ikut. Kita harus ikut karena itu sudah jadi program juga, ya," tuturnya.
"Memang hasil bumi bawah tol Becakayu gitu. Jadi ya kawan-kawan ada yang jual pisang, ada yang jual sawi, kangkung. Semua hasilnya dari sini, dari urban farming kolong tol," pungkas dia.




