Peringatan Hari HAM Sedunia, Pemerintah Indonesia Diserukan Menentang Penganiayaan Terhadap Falun Gong

erabaru.net
7 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Mereka menyerukan kepada pemerintah Indonesia agar turut serta menentang penganiayaan yang dialami oleh praktisi Falun Gong. 

Himpunan Falun Dafa Indonesia (HFDI) menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus seruan keras kepada masyarakat internasional terkait penganiayaan brutal, sistematis, dan berkelanjutan terhadap para praktisi Falun Dafa (Falun Gong) di Tiongkok. 

“Kejahatan ini telah berlangsung sejak Juli 1999 dan hingga kini terus mengancam keselamatan jutaan orang. Ribuan praktisi telah dipastikan meninggal akibat penganiayaan keji, dan lebih banyak lagi yang dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya,” ujar seorang orator dalam kegiatan yang digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025). 

“Menyerukan kepada pemerintah Republik Indonesia untuk menyampaikan nota diplomatik resmi kepada pemerintah Tiongkok mengenai kejahatan kemanusiaan terhadap praktisi Falun Dafa,” tambahnya. 

Pada sore itu juga, sejumlah spanduk dibentangkan yang bisa dilihat para pengguna jalan raya serta sejumlah aparat keamanan yang berjaga-jaga di sekitar lokasi. Spanduk yang dibentangkan bertuliskan “Hentikan Penindasan Pada Falun Gong di China.” 

Spanduk lainnya bertuliskan “Partai Komunis China, Tirani Penuh Kebohongan, Kekerasan-Kontrol-Opini.” Spanduk lainnya bertuliskan “ Kebebasan, Keadilan, dan HAM bagi Praktisi Falun Gong di China.”

Pada kesempatan itu, mereka juga menggelar peragaan pengambilan organ yang dialami oleh praktisi Falun Gong di daratan Tiongkok. Terlihat peragaan organ tubuhnya diambil oleh dokter-dokter yang melakukan transplantasi secara paksa. 

Untuk diketahui, Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah praktik spiritual yang diperkenalkan kepada publik di Tiongkok pada awal tahun 1990-an. Praktik ini mengajarkan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar, dan secara umum dipandang sebagai sebuah agama di luar Tiongkok.

Pada tahun 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan penganiayaan brutal terhadap para praktisi Falun Gong, dengan menggunakan kampanye propaganda untuk secara tiba-tiba melabeli para pengikut yang damai ini sebagai musuh negara. Pada  20 Juli dini hari pada tahun tersebut, penangkapan massal dilakukan, dan ribuan orang dikirim ke kamp kerja paksa berdasarkan undang-undang Tiongkok yang saat itu masih berlaku, yang mengizinkan “pendidikan ulang melalui kerja paksa” dengan hukuman tiga hingga lima tahun tanpa proses pengadilan atau vonis.

Penganiayaan ini terus berlanjut tanpa henti, dan mencakup penahanan sewenang-wenang terhadap para tahanan nurani, kerja paksa, penyiksaan, pencucian otak, bahkan pengambilan organ hidup-hidup.

Kasus-kasus terhadap para tahanan nurani oleh PKT sering kali dilakukan secara tertutup, sehingga informasi yang tersedia kerap bersifat terpotong-potong.

Minghui.org, sebuah situs web yang dijalankan oleh jaringan relawan di seluruh dunia, telah mendokumentasikan penganiayaan PKT terhadap Falun Gong melalui kesaksian langsung dari dalam Tiongkok sejak tahun 1999, dan menjadi kumpulan catatan insiden yang paling lengkap.

Laporan-laporan mengenai penganiayaan tersebut bersumber dari wawancara, kesaksian langsung, dokumen resmi, serta pengakuan dari entitas-entitas Tiongkok. Situs ini dikelola secara anonim untuk melindungi para pengelolanya dari pembalasan oleh PKT, sehingga mereka dapat memfasilitasi arus informasi antara internet Tiongkok yang sangat disensor dan komunitas internasional.

Dalam kegiatan di Jakarta, Himpunan Falun Dafa Indonesia  meyakini bahwa penganiayaan terhadap pengikut Falun Dafa di Tiongkok bukan lagi sekadar isu pelanggaran HAM biasa, ini adalah kejahatan genosida modern yang dilakukan secara senyap oleh negara terhadap warganya sendiri. Bukti telah menumpuk selama 26 tahun, korban terus berjatuhan, dan dunia tidak boleh lagi memalingkan wajah. 

Untuk itu, dalam momentum Hari HAM Sedunia 10 Desember 2025, 10 pernyataan seruan dibacakan sebagai berikut: 

1. Menyerukan kepada pemerintah Republik Indonesia untuk menyampaikan nota diplomatik resmi kepada pemerintah Tiongkok mengenai kejahatan kemanusiaan terhadap praktisi Falun Dafa. 

2. Mengangkat isu penganiayaan dan genosida terhadap pengikut Falun Gong dalam forum bilateral 

dan multilateral, termasuk ASEAN dan Dewan HAM PBB. 

3. Melindungi dan menjamin hak kebebasan berkeyakinan, berekspresi, dan berkumpul bagi 

seluruh praktisi Falun Dafa di Indonesia. 

4. Memohon kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengadakan penyelidikan independen terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan dan-genosida yang dilakukan oleh PKT terhadap praktisi Falun Dafa. 

5. Mendorong Pelapor Khusus PBB untuk mengeluarkan laporan khusus mengenai genosida 

pengambilan organ secara paksa di Tiongkok. 

6. Mendesak sidang Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi kecaman dan sanksi internasional 

kepada pejabat PKT yang bertanggungjawab atas genosida terhadap Falun Gong 

7. Mendesak kepada para Pemimpin Dunia dan Pemerintah Negara-Negara Demokratis untuk menetapkan kebijakan Magnitsky-style sanctions terhadap pejabat PKT yang terlibat dalam penganiayaan praktisi Falun Dafa. 

8. Meminta kepada organisasi atau lembaga HAM internasional untuk mengangkat isu genosida modern terhadap Falun Dafa sebagai prioritas kampanye global, serta menginvestigasi lebih jauh keterlibatan rumah sakit militer Tiongkok dalam pengambilan organ paksa. 

9. Meminta kepada media massa global dan nasional untuk menyelidiki dan melaporkan secara independen kondisi penjara, kamp kerja paksa, dan rumah sakit yang diduga terlibat dalam penganiayaan dan pengambilan organ secara paksa. 

10. Meminta media untuk menghentikan normalisasi kampanye dan propaganda global yang dilancarkan oleh PKT dalam memfitnah Falun Dafa, serta memberi ruang kepada korban, saksi, dan pakar untuk bersuara. 

(***)

Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com Sejumlah praktisi Falun Gong menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2025. Kegiatan digelar di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Desember 2025 (EtIndonesia.com)




Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
IRRA 2026 Bakal Digelar 2 Seri, Hadirkan Peserta Luar Negeri
• 6 jam lalumedcom.id
thumb
Jelang Nataru, Prabowo Minta Peringatan Dini BMKG Jadi Fokus Jajaran Pemerintah
• 23 jam lalukatadata.co.id
thumb
Sri Sultan: Kepemimpinan tak Cukup Hanya Cakap Teknis
• 36 menit lalumediaindonesia.com
thumb
All Indonesia Final! Alwi Farhan Vs Zaki Ubaidillah Rebut Emas SEA Games 2025
• 21 jam lalutvonenews.com
thumb
Ketok Palu Perda Riset, DPRD Minta Pemda DIY Perbanyak Penelitian untuk Kebijakan Strategis
• 17 jam lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.