Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 4,9-5,1% pada 2026

metrotvnews.com
7 jam lalu
Cover Berita

Jakarta: CORE Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 akan berada di kisaran 4,9 hingga 5,1 persen. Proyeksi ini memberikan gambaran bahwa perekonomian Indonesia pada 2026 tidak akan mengalami akselerasi pertumbuhan meski relatif resilien.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, menyebutkan belum adanya sinyal optimistis pada 2026. Kondisinya bahkan mungkin lebih buruk dibandingkan 2025.

“Net ekspor akan turun, tetapi akan ada kenaikan marginal di spending pemerintah, konsumsi rumah tangga, dan investasi. Tapi, karena kenaikannya marginal, ini kemungkinan tidak bisa mengompensasi menyempitnya net ekspor,” jelasnya, Minggu, 14 Desember 2025.

Kondisi itu, lanjut Faisal, tampak dari indikator utama, seperti konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan tidak lebih baik dari 2025. Dari sisi konsumsi misalnya, pertumbuhan kredit konsumsi terus melemah sepanjang Februari hingga Oktober 2025. Pada Februari pertumbuhan kredit konsumsi tumbuh 10,2 persen sementara pada Oktober melemah di level 6,9 persen secara tahunan.

Sementara itu, beberapa indikator konsumsi kelas menengah juga belum menunjukkan pemulihan saat ini seperti terkontraksinya penjualan rumah sedang dan besar, masing-masing 12 persen dan 23 persen pada kuartal III 2025.

Dari sisi investasi, masuknya modal asing diperkirakan merosot pada 2025, dan berpotensi berlanjut pada 2026 jika tidak ada perubahan kebijakan yang mampu memulihkan kepercayaan investor. Sepanjang kuartal I hingga III 2025, pertumbuhan investasi asing merosot satu persen, sementara investasi domestik meningkat 30 persen.
 

Baca Juga :

James Riady: Nggak Tangan Kosong! Indonesia Punya Modal Memasuki 2026



(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)

Syarat agar ekonomi tumbuh lebih tinggi

Meski demikian, CORE Indonesia menilai bahwa Indonesia tetap bisa tumbuh jika pemerintah mendorong industrialisasi yang inklusif sebagai basis untukmenciptakan lompatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sekaligus menjadi solusi atas kondisi Indonesia yang sudah terlalu lama terjebak dalam stagnasi pertumbuhan di level lima persen.

“PR kita adalah, bahwa Indonesia tumbuh terlalu rendah dalam jangka lama, dan bahkan pertumbuhannya itu cenderung melambat,” kata ekonom senior CORE Indonesia, Hendri Saparini.

Ia menambahkan, jika berkaca dari negara lain, lompatan ekonomi bisa terjadi jika perekonomian didominasi oleh aktivitas di industri manufaktur. Maka itu, ia menekankan bahwa industrialisasi adalah kunci jika Indonesia ingin mencapai lompatan pertumbuhan.

“Kalau kita lihat lesson-learned dari banyak negara, ternyata negara yang bisa melakukan lompatan ekonomi seperti Korea Selatan mereka bisa menjaga share industri manufaktur terhadap PDB di level yang sangat tinggi,” tuturnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kisruh PBNU Menguat, Muktamar Luar Biasa Dinilai Jadi Jalan Terbaik
• 22 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Bandara Ngurah Rai Layani 22,1 Juta Penumpang per November 2025
• 9 jam lalubisnis.com
thumb
Viral Ban Transjakarta Gundul, Ini Respons Pengelola
• 12 jam laluidntimes.com
thumb
Semarang-Yogyakarta Dibelah Tol Baru, Ini Rutenya
• 41 menit lalucnbcindonesia.com
thumb
Jaecoo J5, Mobil Listrik yang Lebih dari Sekadar Nyaman!
• 6 jam lalumedcom.id
Berhasil disimpan.