Pada bagian ceramah ini, ustaz memulai dengan kisah yang menyentuh tentang cicit Rasulullah, Sayyid Ali Zainal Abidin. Beliau digambarkan bergetar dan pucat saat berwudhu.
Sahabat-sahabatnya heran, lalu bertanya mengapa ia tampak begitu takut dan khusyuk. Dengan penuh hormat, beliau menjawab, “Karena sebentar lagi aku akan menghadap Raja dari segala raja, Penguasa seluruh alam semesta.”
Sebuah jawaban yang membuat kita tersadar betapa tinggi adab para salaf dalam menyambut salat.
Kontras dengan keadaan kita hari ini, ustaz menggambarkan dengan humor bahwa wudhu sebagian orang seperti “bebek mandi”, pakaian lecek, lengan baju tidak seragam, bacaan salat asal-asalan, dan gerakannya “ngebut kaya angkot ngejar setoran”.
Semua ini muncul karena kita masih memandang salat sebagai kewajiban, bukan kebutuhan.
Ustaz menjelaskan perbedaan mendasar antara have to pray dan need to pray. Ketika salat dianggap sekadar kewajiban, kita menjalankannya dengan berat, terpaksa, seperti “bayar pajak”.
Tetapi ketika salat telah menjadi kebutuhan, panggilan azan justru membuat hati berbunga: bahagia, tenang, dan merasa terpanggil untuk kembali kepada Allah.
Beliau mengajak jamaah merenung: apakah ketika azan berkumandang kita merasa senang atau justru mengeluh “aduh, salat lagi…”? Kejujuran kecil ini menunjukkan sejauh mana hati telah memosisikan salat dalam kehidupan.
Ustaz menekankan bahwa salat bukan hanya untuk menenangkan diri, tetapi untuk menghadirkan hati sepenuhnya.
Sejak mengambil wudhu, kita diajak menyiapkan mental, membersihkan pikiran, dan membayangkan bahwa salat yang akan kita lakukan adalah salat terakhir. Karena tidak ada yang tahu kapan ajal datang.
Beliau mengilustrasikan: bayangkan saat kita mengangkat tangan untuk takbiratul ihram, malaikat Izrail sudah berdiri di samping kita. Bagaimana mungkin salat itu tidak menjadi khusyuk?
Ceramah ini mengajak kita memperbaiki cara pandang terhadap salat dari sesuatu yang “harus dilakukan”, menjadi sesuatu yang “kita butuhkan”. Karena hakikatnya, salat adalah pertemuan paling mulia antara hamba dan Tuhannya.
Sahabat Kompas TV,
saksikan video lengkapnya hanya di channel youtube Kalam Hati,
setiap hari Minggu jam 13.00 WIB.
Jangan lupa Like, Comment, and share.
Serta follow akun Instagram kita di: @dikalamhati
Penulis : Mukhammad-Rengga-
Sumber : Kompas TV
- kalam hati
- kalam hati kompas tv
- kajian islami
- ceramah agama
- kultum





